
Tangkapan layar tampilan situs web Adoplak.com sebelum dimatikan, Senin (11 Januari 2021)
Tangkapan layar tampilan situs web Adoplak.com sebelum dimatikan, Senin (11 Januari 2021)
Cyberthreat.id - Pengelola situs akdoplak.com yang menjembatani pendonor dan pencari plasma konvalesen akhirnya memutuskan mematikan sementara servernya untuk memperbaiki mekanismenya komunikasi antar pihak. Keputusan itu diambil setelah pemberitaan Cyberthreat.id terkait munculnya data pribadi calon pendonor dan pencari plasma di situs itu.
Inisiator situs itu, dr. Khoirul Hadi, membenarkan telah meminta tim IT-nya untuk mematikan server dan memperbaiki websitenya.
"Ini sudah akan diperbaiki, tolong dukungan dan koreksi untuk perbaikan ya," kata Khoirul kepada Cyberthreat.id, Senin siang (11 Januari 2021).
Situs itu dibuat untuk mempertemukan para pendonor dan pencari plasma konvalesen. Ajakan donor plasma konvalesen ini berpijak dari pemahaman bahwa seorang penyintas infeksi akan membentuk antibodi di tubuhnya setelah sembuh. Antibodi itu tersimpan dalam plasma darahnya. Karena itu, antibodi itu diharapkan mampu melawan infeksi yang dihadapi korban Covid-19.
Terlepas dari niat mulia itu, memajang detail data calon pendonor dan pencari plasma tanpa verifikasi data dapat berisiko penipuan bagi pemilik data.
Pengembang situs itu Fajar Gigih Yanuar Iskandar membenarkan telah mendapat instruksi dari dr.Khairul Hadi untuk memperbaiki websitenya, termasuk melindungi data pribadi para calon pendonor dan pencari plasma setelah diberitakan Cyberthreat.id.
"Iya mas. Sarannya diterima. Situsnya saya matikan dulu untuk perbaikan," kata Gigih saat dihubungi Cyberthreat.id.
Sebelumnya, Cyberthreat.id mencoba mendaftar untuk menguji apakah data yang dimunculkan di website tersebut terverifikasi atau tidak.
Menggunakan nama Deni Mulya dan berasal dari kota Banda Aceh, Cyberthreat.id mengisi data-data yang diminta termasuk nomor telepon, namun bukan nomor asli. Setelah semua data diisi dan data terkirim, saat itu juga data yang diisi langsung tertera di halaman depan website itu. Padahal, nomor telepon yang dimasukkan bukan nomor sebenarnya. Artinya, tidak ada verifikasi apa pun terhadap data yang ditampilkan di website itu. Bahkan, ketika Cyberthreat.id kembali mendaftar dengan data yang sama, data kembar itu juga muncul di website tersebut.
Cyberthreat.id kemudian menghubungi salah satu calon pendonor yang nama dan nomor teleponnya tertera di sana yaitu Nabila Deia.
Saat dihubungi, Nabila mengaku dirinya memang baru saja mendaftar di website itu untuk pendonor. Namun, saat dihubungi, dia mengatakan belum siap mendonor.
"Maaf, dalam waktu dekat saya belum bisa donor dulu," katanya yang mengaku dari Surabaya.
Saat ingin dihubungi lewat panggilan suara WhatsApp, Nabila menolaknya dengan alasan sebaiknya lewat pesan
teks saja.Ditanya apakah sudah ada yang menghubunginya dari pengelola website, Nabila mengatakan belum ada dan baru Cyberhtreat.id yang menghubunginya terkait pendaftaran sebagai calon pendonor plasma itu. (Lihat: Situs Akdoplak Galang Donor Plasma untuk Obati Covid19, tapi Tanpa Verifikasi Data)
Dari temuan Cyberthreat.id, data calon pendonor dan pencari plasma yang dimunculkan di situs itu bisa jadi benar, namun tidak menutup kemungkinan ada data abal-abal mengingat tidak ada proses verifikasi data apa pun dari situs itu terhadap calon pendonor atau pencari plasma konvalesen itu.[]
Share: