
Ilustrasi Tiktok dan Instagram
Ilustrasi Tiktok dan Instagram
Cyberthreat.id - Instagram baru saja merilis fitur baru yang diberi nama Reels pada 5 Agustus lalu. Fitur ini disebut-sebut menjiplak format TikTok karena ditemukan banyak kesamaan pada efek dan musiknya.
Pada 5 Agustus lalu, Instragam juga mengumumkan peluncuran Reels di Twitter.
"Hellooooo,Reels. Perkenalkan cara baru untuk membuat daan menemukan video pendek dan menghibur di Instagram. Reels diluncurkan hari ini di 50 negara di seluruh dunia," tulis akun resmi Instagram di Twitter yang ditandai dengan verifikasi centang biru.
Tak dinyana, dua hari berselang, TikTok membalasnya menggunakan akun resmi @tiktok_us yang juga telah mendapat verifikasi centang biru dari Twitter.
"Well...this looks familiar," respon TikTok dengan menyertakan emoticon berpikir dan mengedipkan mata.
Pernyataan TikTok itu ditafsirkan sebagai sebuah sindiran bagi Instagram. Instagram sendiri belum membalas cuitan TikTok itu.
Sejumlah netizen tampak merespon cuitan itu. Saat artikel ini ditulis, cuitan TikTok itu telah mendapat 337 ribu suka dan di-retweet oleh lebih dari 70 ribu pengguna Twitter. Angka ini berbeda jauh dengan cuitan awal Instagram yang hanya mendulang 13 ribu suka dan 11,4 ribu retweet.
Sejumlah pendukung TikTok juga mengungkapkan ekpresinya seperti pada tangkapan layar di bawah ini.
Sebelumnya, sejumlah media asing mengutip pernyataan bos TikTok Kevin Mayer yang menyebut Reels adalah produk jiplakan.
Tak berhenti di situ, ByteDance yang merupakan perusahaan induk TikTok juga membuat pernyataan resmi yang menyebut perusahaan itu menghadapi "lingkungan politik internasional nan kompleks, benturan dan konflik budaya yang berbeda, plagiarisme dan noda dari pesaing Facebook."
Pernyataan itu dibuat saat TikTok sedang menghadapi tuduhan dari Washington soal berbagi data pengguna Amerika dengan pemerintah China. Pemerintah Amerika kemudian terkesan menekan TikTok untuk menjual pemilikannya di Amerika kepada Microsoft. Microsoft sendiri mengakui sedang dalam proses negosiasi sesuai kerangka waktu yang diberikan Presiden Donald Trump yaitu hingga 15 September mendatang.[]
Share: