
Tangkapan layar pemetaan negara-negara yang terjangkit virus corona
Tangkapan layar pemetaan negara-negara yang terjangkit virus corona
Cyberthreat.id - Menyusul pengumuman oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang dua warga Indonesia di Depok terjangkit virus corona (covid-19) pada Senin pagi (2 Maret 2020), platform online yang mendata penyebaran virus corona secara global, memasukkan nama Indonesia dalam pemetaan yang mereka lakukan. Platform online itu bikinan Center for Systems Science and Engineering (CSSE) dari Johns Hopkins University.
Diakses pada Senin siang, nama Indonesia kini ditandai di sana dengan titik merah dan dilengkapi keterangan "dua orang positif terjangkit virus corona." Sebelumnya, nama Indonesia tidak disebut-sebut.
CSSE menyatakan mengolah data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pusat pengendalian penyakit di Amerika Serikat, Cina, dan Eropa. Data lalu divisualkan lewat peta dunia dengan titik merah jika negara tersebut terdeteksi atau terkonfirmasi memiliki kasus infeksi.
Di situs online itu, pengelola menyebutkan,"Kami melacak penyebaran COVID-19 dalam waktu nyata di dasbor interaktif kami dengan data yang tersedia untuk diunduh. Kami juga memodelkan penyebaran virus. Hasil studi pendahuluan dibahas di blog kami."
Hingga Senin sore, platform online itu mencatat sudah 89.197 orang terinfeksi di 69 negara dengan jumlah kematian 3.048 orang.
Ada pun 3 besar negara yang terjangkit adalah:
1. China sebanyak 80.026 kasus
2. Korea Selatan 4.335 kasus
3. Italia 1.694 kasus
Sebelumnya beberapa ahli menyampaikan bahwa Indonesia masih negatif virus corona. Keraguan tentang metode deteksi yang digunakan pun menyeruak. Apalagi, belakangan diketahui sejumlah WNI yang dipulangkan dari Wuhan dan sempat dikarantina di Natuna ternyata tidak dites kesehatannya menggunakan alat pendeteksi virus corona dengan alasan peralatannya mahal, yakni seharga Rp1 miliar. Hal itu seperti disampaikan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan, Wiendra Waworuntu dalam laporan The Economist, 1 Maret 2020.
Presiden Jokowi dalam keterangannya mengatakan dua orang warga Indonesia yang berdomisili di Depok tertular dari warga Jepang yang datang ke Indonesia.
"Ibu dan putrinya, dua orang itu di Indonesia. Sudah di rumah sakit. Si ibu usia 64 tahun dan anaknya umur 31 tahun," ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta pada Senin, 2 Maret 2020.[]
Share: