
Presiden Indonesia ke-3 Burhanuddin Jusuf Habibie dan Presiden Joko Widodo. Foto: Biro Pers Istana Kepresidenan
Presiden Indonesia ke-3 Burhanuddin Jusuf Habibie dan Presiden Joko Widodo. Foto: Biro Pers Istana Kepresidenan
BACHARUDDIN Jusuf Habibie bukanlah teknokrat pertama yang menjadi Presiden. Sebelumnya ada Sukarno. Jika Sukarno sebagai insinyur berhasil mencetuskan ide tata kota Jakarta yang berhias monumen dan patung, Habibie berhasil mencipta pesawat. Pria kelahiran Pare-pare itu meletakkan fondasi dan merintis jalan bagi Indonesia untuk terbang menjadi negara Industri yang diakui dunia.
Film "Habibie dan Ainun", adalah sebuah biopik yang runtut merekam perjalanan karier Habibie sejak remaja hingga berhasil menerbangkan pesawat N-250. Tidak hanya perjuangan merebut si jantung hati Hasri Ainun Besari, Habibie yang diperankan Reza Rahadian di film itu juga mengalami pahit manis bersekolah di Jerman hingga dirayu jadi menteri Kabinet Pembangunan Orde Baru.
Semasa menjadi menteri di era Orde Baru itulah, nama besar Habibie sebagai orang cerdas terekam di benak anak-anak yang tumbuh di era itu. Banyak anak jika ditanya mau jadi apa, jawab ingin jadi Habibie. Saking cerdasnya dia dan selalu nampak casciscus tampak di televisi jika diwawancara wartawan.
Sebuah lagu Iwan Fals berjudul Oemar Bakri merekam kecerdasan itu, sekaligus mejadi pelatuk kritik terhadap rendahnya gaji guru di masa itu yang belum menerima tunjangan sertifikasi dan remunerasi. "Oemar Bakri Bikin otak orang seperti otak Habibie, Tapi mengapa gaji guru Oemar Bakri seperti dikebiri..."
Kemonceran kinerja Habibie sebagai menteri berhasil membawanya ke posisi lebih tinggi menjadi wakil presiden. Dan dari situlah, Habibie menerima mandat menjadi presiden setelah Soeharto "lengser ke prabon" karena didemo mahasiswa setelah krisis moneter.
Masa Habibie menjadi presiden begitu singkat, hanya 1 tahun 5 bulan, namun banyak perubahan dibikin dia dalam membangun fondasi demokrasi Indonesia. Yang paling monumental tentu saja adalah pemilu, kebebasan mendirikan partai politik, otonomi daerah, dan juga kebebasan pers. Karena itulah, lagacy Habibie masih diakui hingga sekarang. Peran Habibie itu sebagai melampaui bajunya sebagai teknokrat.
Peran Habibie untuk dunia teknologi Indonesia juga sangat besar. Habibie Menteri Negara Riset dan Teknologi Indonesia selama empat periode pemerintahan Orde Baru, atau 20 tahun lebih sejak tahun 1978 sampai Maret 1998. Sebelum menjadi menteri, Habibie pernah bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm, sebuah perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman. Pada tahun 1973, ia kembali ke Indonesia atas permintaan khusus mantan presiden Soeharto untuk memajukan teknologi Indonesia.
Gebrakan Habibie saat menjabat Menristek diawalinya dengan keinginannya untuk mengimplementasikan "Visi Indonesia". Menurut Habibie, lompatan-lompatan Indonesia dalam "Visi Indonesia" bertumpu pada riset dan teknologi tinggi, khususnya pula dalam industri strategis yang dikelola oleh PT. IPTN, PINDAD, dan PT. PAL. Targetnya, Indonesia sebagai negara agraris dapat melompat langsung menjadi negara Industri dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketika menjabat sebagai Menristek, Habibie juga terpilih sebagai Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang pertama. Habibie terpilih secara aklamasi menjadi Ketua ICMI.
Saat itu, selain mempopularkan istilah "hi-tech" atau teknologi tinggi, Habibie juga terkenal dengan dua jargon "iptek dan imtaq" atau ilmu pengetahuan dan teknologi, iman dan taqwa.
Mimpi Habibie dengan Visi Indonesia tak akan lekang. Buktinya model mimpi Habibie itu ditiru juga oleh Presiden Jokowi dengan mencanangkan mobil nasional Esemka. Cara Jokowi mempopularkan Esemka itu bisa dibilang hanya mengikuti pattern yang sebelumnya diciptakan Habibie. Para pemimpin ingin dikenal sebagai pemimpin yang mampu membawa bangsanya melek teknologi. Ingin dikenal sebagai bangsa yang mampu mencipta, tidak hanya mengkonsumsi.
Habibie wafat saat wacana revolusi industri 4.0 menjadi jargon di mana-mana. Semoga mimpi Habibie menjadikan Indonesia negara dengan teknologi tinggi terus menyala.
Share: