
Atta Halilintar dalam video "Work Hard Pray Hard (untuk haters)" bersama Eitaro dan DJ Leztey. | Foto: tangkapan layar dari video YouTube Atta Halilintar.
Atta Halilintar dalam video "Work Hard Pray Hard (untuk haters)" bersama Eitaro dan DJ Leztey. | Foto: tangkapan layar dari video YouTube Atta Halilintar.
Jakarta, Cyberthreat.id - Muhammad Attamimi Halilintar atau yang lebih dikenal sebagai Atta Halilintar ternyata sempat menjadi pedagang sebelum menjadi YouTuber terkenal dengan lebih dari 18 juta subscriber.
"Pertama aku tuh pedagang, aku berjualan absurd, apa saja aku coba, mulai dari makanan dan pakaian," ujar Atta dalam temu media "Smartfren WOW Concert" di Jakarta, Selasa (3 September 2019).
Pada saat berjualan itu, Atta mengatakan menggunakan YouTube sebagai media untuk berpromosi barang dagangannya.
Menurut dia, media sosial menjadi lahan yang mudah dan murah bagi anak muda untuk promosi, mengingat beriklan di media cetak dianggap cukup merogoh kocek dalam apalagi saat memulai usaha.
Sebelum musim video blog (vlog), anak sulung dari kesebelasan keluarga Gen Halilintar itu, mengaku pernah memanfaatkan web blog (blog) untuk menulis artikel yang berkaitan dengan barang dagangannya.
"Aku jualan handphone, bikin artikel tentang handphone yang aku jual. Nanti di bawahnya, ada tulisan kalau mau beli handphone ini saya jual loh," kata Atta.
Kini, saat nama Atta masuk dalam jajaran YouTuber terkaya di dunia dan memiliki belasan juta pengikut, dia mengaku tantangan terbesar sebagai pembuat konten adalah justru dari mereka yang mengikuti karyanya.
"Ketika kamu sudah mempunyai orang yang follow, subscriber atau orang yang mengikuti karya-karya kamu, tantangan terberat adalah pressure dari mereka, di mana kita harus terus menyajikan konten buat mereka," ujar dia.
Video Atta Halilintar yang telah ditonton hingga 21 juta kali sejak diunggah 30 September 2018.
Kreativitas dalam membuat konten menjadi tantangan tersendiri. Konten bagus, menurut Atta, tidak menjamin video tersebut disukai banyak orang.
"Kadang-kadang kita bikin konten yang terlalu mendidik views-nya dikit, bikin konten-konten receh view-nya banyak. Jadi, memang susah sih bagaimana menggabungkan itu semua menjadi satu," kata dia.
Namun, selama banyak masyarakat Indonesia yang mendukung karyanya, dia merasa dapat melewati tantangan yang tidak mudah itu.
"Aku yang dulu tadinya mau bekerja di perusahaan, sekarang aku malah bisa ngeluarin (uang) buat nge-gaji orang banyak," kata Atta seperti dikutip dari Antaranews.com.
Share: