
Ilustrasi. Foto: wafb.com
Ilustrasi. Foto: wafb.com
Cyberthreat.id – Tiba-tiba Anda ditawari pekerjaan paruh waktu (freelance), bekerja dari rumah, dan dibayar langsung begitu tugas kelar—siapa yang tak tertarik, bukan?
Saya mengalaminya Minggu (23 April 2023). Saya diminta untuk me-Like dan Subscribe video YouTube yang sudah didaftar, sehari ada 20 video yang harus dikerjakan. Setiap bonus akan dibayar Rp15.000 terhitung per tiga tugas (tiga video).
Pesan WhatsApp itu datang pada siang hari ketika saya sedang jalan-jalan bersama keluarga. Pengirim menyapa: "halo kak". Dari nomor seluler: 0813-4521-8985. Sapaan yang sudah sering saya curigai sebagai telemarketing atau penawaran produk. Pendek kata, sering saya abaikan karena asing.
Namun, saya tebersit untuk membalas dan menanyakan identitas. Si pengirim membalas dan mengaku bekerja di MARKETING TIME cabang Indonesia. Belum juga saya menanyakan dari mana dia mendapatkan nomor saya, ia sudah menjelaskan bahwa dirinya mendapatkan nomor dari Jobsite.
Poin pertama bahwa ini penipuan langsung tercium, tapi saya masih mengabaikan. Saya tak pernah membuka situsweb info kerja bernama Jobsite. Saya baru tahu ada nama itu. Saat dicari di mesin pencari, memang ada nama situsweb kerja bernama jobsite.co.uk. Namun, si pengirim tadi tidak mencantumkan ekstensi dari domain, hanya menulis Jobsite.
Apalagi saya belum pernah mengirimkan lamaran kerja ke MARKETING TIME.
"Kami ingin menawarkan kerja paruh waktu. Apakah kakak berminat untuk berpartisipasi?" kata dia.
Dari foto profil WhatsApp, si pengirim menggunakan foto perempuan muda dan berjilbab. Dengan nama yang tertulis di bawah foto: Haiqa. Ketika saya cek di aplikasi Getcontact bernama: Mama Ade—tapi ini bisa kamuflase.
Saya berusaha menelpon, tapi tidak diangkat. Indikator panggilan: calling. Tapi, status WhatsApp-nya dalam kondisi "online". Kok aneh. Harusnya, jika berstatus "online", saat ditelepon, indikator calling berubah menjadi ringing.
Ia lalu membalas lagi dengan menjelaskan pekerjaan. "Cukup kerjakan online di rumah saja…kami membayar Anda segera melalui TRANSFER BANK. Gaji harian bisa mencapai 50.000-500.000," tutur dia.
Saya bertanya tentang prasyarat, ia langsung mengirimkan sistem kerja, seperti berikut ini:
"Berikut sistem kerja Paruh Waktu
Hanya subscribe dan like video saja. Website : https://www.marketingtime.ca/."
Nama Haiqa mengaku dari Marketing Time Cabang Indonesia.
Meyakinkan bahwa tawaran kerjaan tersebut adalah asli dan aman.
Saya cek situsweb tersebut dan tampak semacam agen iklan, promosi, dan percetakan. Tapi, secara keseluruhan situsweb ini memang mencurigakan. Meski web statis, tak menampakkan keseriusan sebuah bisnis walau di akun media sosialnya terlihat aktif.
Si "Haiqa" tadi menjelaskan bahwa kantor MARKETING TIME cabang Indonesia berada di Gedung AXA Tower Lantai 28. "Semua basis kantor kami di Kanada, tapi kami telah membuka perusahaan cabang baru di Indonesia," katanya.
Agak aneh. Tapi, saya tak buru-buru memeriksanya saat itu meski saya tetap curiga. Saya ikuti alur pembicaraan. Saya diminta melakukan simulasi. Saya diminta me-like dan subscribe video berjudul "Kangen Tami Aulia ft Unique Live Acoustic Cover @SILOL COFFE #Dewa19". Ini sebuah video cover lagu oleh YouTuber terkenal Tami Aulia. Ia memiliki 3,9 juta subscriber dan video itu sudah ditonton 6,6 juta kali.
Dari simulasi itu saya diberi bonus Rp5.000. Lalu, saya diminta isi nama lengkap, identitas, nomor WhatsApp, ID Telegram, profesi, dan kota. Tentu saya isi dengan nama palsu, tapi nomor dan ID Telegram saya asli.
Dari situlah, saya diarahkan untuk ikut bergabung di grup Telegram. Saya diarahkan untuk chat dengan akun @megaazharaa. Jika saya sudah berkontak dengannya, saya diberi uang lagi Rp5.000. "Jadi total 10.000 akan langsung ditransfer ke akun kakak. Hubungi admin sekarang dan terima pembayarannya, kak," kata Haiqa.
Tahapan itu saya kerjakan. Tapi, lama sekali dijawab. Ketika mendapatkan balasan, tanpa basa-basi, admin Telegram bernama "Mega Azhara" meminta nomor rekening, nama bank, dan nama rekening saya. "Setelah itu saya akan undang kakak ke group untuk mengerjakan tugas-tugasnya," kata admin Mega.
Akun Mega Azhara ini menggunakan foto profil perempuan muda dan berjilbab. Di samping namanya, terdapat ikon "centang biru" yang menandakan seolah-olah akun terverifikasi.
Mengaku sebagai Mega Azhara di akun Telegram dan sebagai admin grup Telegram.
Penjelasan tugas harian.
Tahapan itu selesai. Saya pun masuk grup. Di grup itu terdapat 160-an anggota. Grup terlihat aktif. Anggota diminta untuk menuliskan "hadir". Atau, menulis "selesai" selepas menyelesaikan tugas like dan subscribe video.
Tak hanya itu, sebagian anggota membagikan tangkapan layar bonus Rp10.000 dan Rp15.000.
Saya pun mulai mengikuti apa saja perintah di grup itu. Iseng saja saya mengikutinya dan menanyakan mana bonus yang katanya diberikan kepada saya.Pada Senin siang, masuk ke rekening saya Rp10.000. Bonus simulasi yang saya kerjakan hari sebelumnya.
Tugas lain saya kerjakan. Ada enam video dan saya langsung ditransfer Rp30.000. Jadi, total saya mendapatkan Rp40.000.
Penjelasan tentang peningkatan bonus dengan transfer uang terlebih dulu.
Mulai fase inilah, saya sangat yakin bahwa ini adalah penipuan bermodal uang receh untuk mendapatkan uang lebih dari korban.
Karena pada fase tugas ke-9, saya diminta untuk mengirim uang kepada rekening mereka. Tidak ada pemberitahuan sebelumnya soal transfer uang--artinya tidak sesuai dengan jobdesk yang ditawarkan: bahwa hanya like dan subscribe video YouTube. Bodohnya, saya tidak mengikuti terlebih dulu agar tahu nama dan alamat rekening bank tersebut. Saya terburu menolak tugas ke-9 itu.
Dalam grup itu dijelaskan bahwa maksud pengiriman uang itu untuk invesitasi di mitra perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. Nanti, setelah uang ditransfer, uang akan dikembalikan dengan bonus tambahan, seperti digambar berikut ini:
Nominal uang yang harus ditransfer ke mereka agar ada peningkatan bonus.
Ini sudah sangat jelas bahwa mereka ingin meminta uang, lalu kabur. Bermodal Rp40 ribu, lalu menggondol uang saya sebesar Rp300-an ribu.
Ketika saya menolak, admin akun Mega menyayangkan keputusan tersebut. Menurut dia, dengan menyelesaikan tugas ke-9, nanti setiap tugas berikutnya nominal bonus akan naik, tidak lagi Rp10.000, tapi Rp30.000.
Saya masih melakukan tugas lain dengan melompat ke tugas 10 dan 11. Lalu, saya minta mana uang bonus untuk tugas 7 dan 8 juga tugas 10 dan 11. Ia tiba-tiba mengatakan, tidak bisa memproses reward tugas tersebut dan tak menjelaskan alasan sama sekali.
Tak lama kemudian saya baru menyadari bahwa saya telah dilempar keluar dari grup. Saya chat ke admin akun Mega, mengapa saya dikeluarkan dari grup, tapi hanya berakhir dengan centang satu—padahal, sebelum-sebelumnya, ia tampak aktif membalas.
(update, Selasa (25 April) pukul 11.21. Mega membalas setelah diberi tahu tautan berita ini. Ia menjawab bahwa saya tidak mengerjakan tugas ke-9 jadi dikeluarkan dari grup Telegram. Dia bilang bahwa perusahaannya legal dan dikontrol oleh OJK. Ia mengklaim ini bukan penipuan. Di sini terlihat aneh, bagaimana mungkin sebuah "perusahaan marketing" dikontrol OJK. Mega mengatakan akan menuntut hukum kepada saya karena pencemaran nama baik. "Ditunggu surat panggilannya," katanya.)
Saya kontak nomor Haiqa, juga tak dibalas meski status WhatsApp-nya online.
Tampaknya, mereka menggunakan foto-foto palsu, mengambil gambar perempuan berjilbab, lalu memakai nama Islami, seperti Haiqa dan Mega Azhara.
Di grup Telegram itu, saya meyakini bahwa saya berada dalam kumpulan para penipu. Karena, ketika saya menolak tugas ke-9, di grup itu, ramai sekali yang mengirimkan tangkapan layar uang bonus sebesar Rp360 ribu atau Rp 390 ribu—seolah-olah proses pembayaran itu bukan "kaleng-kaleng".
Penipuan ini cukup tertata dengan baik. Komunikasi pelaku juga selayaknya orang marketing, ramah, lalu dengan sapaan khas: halo kak. Barangkali, karena ini menimpa diri saya, kecurigaan sudah ada sejak awal. Saya tidak tahu jika ini menimpa orang lain yang tergiur dengan uang, karena memang sejak awal telah diyakinkan dengan bukti transfer cepat setelah tugas dikerjakan.
Hanya saja, saya tertarik dengan aroma penipuan ini, sehingga saya mengikuti modus kerjanya. Alhasil, dugaan saya terbukti benar. Yang selalu saya ingat terhadap modus penipuan ialah jangan mudah percaya dengan sebuah tawaran: dapat uang cepat, tapi dengan kerjaan sepele. Namun, kali ini saya berhasil mendapatkan uang Rp40 ribu dari penipu.[]
Share: