IND | ENG
Menggerakkan Budaya Lokal Melalui Fintech
Diposting : Selasa, 13 Agustus 2019 - 18:20 WIB

Dari kiri: Caroline Putri (moderator), Ketua Harian Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama (AFPI) Kuseryansyah, Deputi Direktur R&D Bekraf Dian Permanasari, Pendiri dan CEO Copa de Flores Maria G Isabela, serta Co-founder dan CEO Modal Rakyat Stanislaus MC Tandelilin di acara diskusi bertajuk "Peran Teknologi Finansial Menjunjung Transfigurasi Budaya Lokal" di Jakarta, Selasa, (13 Agustus 2019).

CEO Modal Raykat Stanislaus MC Tandelilin mengatakan, Gerakan Mera Bura diharapkan menjadi titik awal untuk meningkatkan jumlah pendana perempuang di Modal Rakyat, termasuk memperluas peminjam, khususnya perempuan di luar Jawa.

Mera Bura adalah gerakan pelestarian budaya lokal melalui teknologi finansial. Mera Bura diambil dari bahasa Maumere, Flores, yang berarti "Merah Putih".

Salah satu bentuk kepedulian Modal Rakyat kepada UMKM adalah penyaluran dana Rp 74 juta ke Copa de Flores sebagai bentuk CSR. Dana tersebut akan digunakan untuk membantu usaha Copa de Flores dan para penenun untuk meningkatkan penghasilan.

Copa de Flores adalah wirausaha sosial (social enterprise), dirintis delapan perempuan milenial, yang bergerak di industri kreatif sejak 2015 bekerja sama dengan 10 komunitas penenun di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Mereka bertemu Modal Rakyat di jaringan ekosistem digital yang diampu oleh Google Indonesia. 

Hingga kini, Modal Rakyat telah mengajak 30.000 pendana di 34 provinsi dengan total penyaluran modal sebanyak 2.000 unit sejak 2018. Penyaluran kredit Modal Rakyat kini mencapai Rp 40 miliar ke peminjam UMKM di 16 provinsi.

#Diskusi   #Budaya   #Finansial

Share:




BACA JUGA
Tingkatkan Kemampuan SDM, APJII Gelar Pelatihan K3, FTTH, dan Sertifikasi MTCNA
Budaya Keamanan Siber Seharusnya Jadi Refleks Masyarakat
Jubir BSSN: Tantangan yang Dihadapi Kian Besar, Budaya Siber Kita Masih Tertinggal
OJK Cabut Status Terdaftar Aplikasi Pinjol Telefin
Situs Budaya yang Didukung Grup Djarum Disusupi Peretas