IND | ENG
Parlemen Israel Buka Suara Soal Kebijakan Ekspor Spyware Pegasus

Parlemen Israel | Ilustrasi via jns.org

Parlemen Israel Buka Suara Soal Kebijakan Ekspor Spyware Pegasus
Yuswardi A. Suud Diposting : Kamis, 22 Juli 2021 - 17:53 WIB

Cyberthreat.id - Parlemen Israel Knesset dapat merekomendasikan perubahan pada kebijakan ekspor pertahanan atas tuduhan bahwa perangkat lunak mata-mata (spyware) yang dijual oleh perusahaan siber Israel NSO Group telah disalahgunakan di beberapa negara, kata seorang anggota parlemen senior, Kamis (22 Juli 2021).

Di antara target yang dicurigai menjadi sasaran peretasan menggunakan perangkat lunak Pegasus NSO adalah Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang berencana menggelar rapat kabinet hari ini menyikapi seruan penyelidikan lebih lanjut.

“Kita tentu harus melihat lagi seluruh subjek lisensi yang diberikan oleh DECA ini,” Ram Ben-Barak, kepala Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset, mengatakan kepada Radio Angkatan Darat Israel. DECA adalah Badan Pengawasan Ekspor Pertahanan yang dikelola pemerintah.

Israel telah menunjuk tim antarkementerian untuk menilai laporan yang diterbitkan atas kerja sama 17 organisasi media yang menyebut perangkat lunak Pegasus telah digunakan dalam percobaan dan berhasil meretas smartphone milik jurnalis, pejabat pemerintah, dan aktivis hak asasi manusia.

Pemimpin dunia lainnya yang disebut muncul dalam daftar nomor telepon yang diduga menjadi target peretasan termasuk Perdana Menteri Pakistan Imram Khan dan Raja Maroko Mohammed VI.

NSO telah membantah laporan media dan menyebutnya "penuh dengan asumsi yang salah dan teori yang tidak didukung."

Tim pemerintah Israel "akan melakukan pemeriksaan, dan kami pasti akan melihat temuan dan melihat apakah kami perlu memperbaiki hal-hal di sini", kata Ben-Barak, mantan wakil kepala badan intelijen nasional Mossad.

“Sejujurnya, sistem ini (Pegasus) telah mengungkap banyak sel teroris dan keluarga kriminal dan membantu banyak orang. Jika telah digunakan secara salah, atau dijual kepada pihak yang tidak bertanggung jawab, itu adalah sesuatu yang perlu diperiksa," katanya.

DECA berada di dalam Kementerian Pertahanan Israel dan mengawasi ekspor NSO. Baik kementerian dan perusahaan telah mengatakan bahwa Pegasus dimaksudkan untuk digunakan hanya untuk melacak teroris atau penjahat, dan bahwa semua klien asing adalah pemerintah yang sah.

NSO mengatakan tidak mengetahui identitas spesifik orang-orang yang menjadi sasaran kliennya yang menggunakan Pegasus, tetapi jika menerima keluhan, mereka dapat memperoleh daftar target dan secara sepihak mematikan perangkat lunak untuk setiap klien yang ditemukan telah menyalahgunakannya.

Setelah Radio Angkatan Darat juga menyiarkan wawancara pada hari Kamis dengan Szabolcs Panyi, seorang jurnalis Hungaria yang mengatakan Pegasus telah ditemukan di ponselnya, kepala NSO Shalev Hulio bersumpah untuk menyelidiki.

"Jika dia memang menjadi target, saya dapat meyakinkan Anda bahwa kami akan memutus sistem siapa pun yang mengambil tindakan terhadapnya, karena tidak dapat ditoleransi bagi seseorang untuk melakukan hal seperti ini," kata Hulio kepada stasiun televisi tersebut.

Namun begitu, Hulio menolak mengkonfirmasi bahwa Hungaria telah membeli Pegasus. Dia mengatakan NSO telah bekerja dengan 45 negara dan menolak sekitar 90 lainnya sebagai klien potensial.

Menurutnya, perusahaan telah mematikan lima sistem Pegasus karena penyalahgunaan. Ia juga menegaskan perangkat lunaknya tidak dapat digunakan terhadap ponsel Israel atau Amerika Serikat.

Ditanya pada hari Kamis apakah pemerintah Hungaria telah membeli Pegasus, kepala staf Perdana Menteri Viktor Orban, Gergely Gulyas, mengatakan rincian mengenai pengumpulan intelijen rahasia "bukan informasi publik". Dia menambahkan bahwa semua pengumpulan intelijen tersebut dilakukan secara sah.[]

#pegasus   #spware

Share:




BACA JUGA
Ya, Segera Perbarui Perangkat Apple Anda! Sebab Spyware Itu Buruk
Dituduh Spionase, Pemerintah AS Blokir Dua Vendor Spyware Komersial Asing
Pegembangan Spyware di Pulau Siprus Diselidiki
Meksiko Selidiki Pembelian Spyware Pegasus
Pemerintah Meksiko Masih Gunakan Spyware Untuk Menargetkan Para Aktivis