IND | ENG
Pemerintah Meksiko Masih Gunakan Spyware Untuk Menargetkan Para Aktivis

illustrasi

Pemerintah Meksiko Masih Gunakan Spyware Untuk Menargetkan Para Aktivis
Niken Razaq Diposting : Selasa, 04 Oktober 2022 - 17:20 WIB

Cyberthreat.id – Pemerintah Meksiko diduga terus menggunakan spyware yang dirancang untuk meretas ponsel para aktivis, meskipun Presiden Andrés Manuel López Obrador berjanji untuk mengakhiri praktik itu.

Dikutip dari Info Security Magazine, berdasarkan sebuah laporan oleh kelompok kebebasan pers Article 19, menemukan bukti upaya baru-baru ini untuk menggunakan program spyware Israel Pegasus terhadap aktivis yang menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia oleh tentara Meksiko. Infeksi Pegasus dikonfirmasi melalui penyelidikan forensik oleh kelompok Citizen Lab Universitas Toronto.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa salah satu yang ditargetkan adalah aktivis hak Raymundo Ramos. Ramos sendiri telah bekerja selama bertahun-tahun untuk mendokumentasikan pelanggaran militer dan polisi, termasuk beberapa pembunuhan, di kota perbatasan Nuevo Laredo yang didominasi kartel narkoba. Ponsel Ramos ternyata terinfeksi spyware Pesgasus pada tahun 2020.

“Mereka tidak suka kami mendokumentasikan kasus semacam ini, untuk dipublikasikan dan diajukan pengaduan pidana,” kata Ramos.

Para korban lainnya termasuk jurnalis dan penulis Ricardo Raphael pada 2019 dan 2020, dan seorang jurnalis yang tidak disebutkan namanya untuk outlet media online Animal Politico.

Padahal Presiden Meksiko López Obrador menjabat pada Desember 2018, telah berjanji untuk mengakhiri mata-mata pemerintah. Presiden mengatakan dia sendiri telah menjadi korban pengawasan pemerintah selama beberapa dekade sebagai pemimpin oposisi.

“Kami tidak terlibat dalam hal itu, di sini kami telah memutuskan untuk tidak mengejar siapa pun. Sebelumnya, ketika kami berada di oposisi, kami dimata-matai,” kata Obrador.

Laporan itu juga menuduh tentara Meksiko telah meminta penawaran harga untuk program pengawasan dari perusahaan yang terhubung dengan distribusi Pegasus, yang menurut perusahaan hanya dijual kepada pemerintah. Bahkan, kelompok peretas Guacamaya menemukan dokumen tentara yang mencantumkan permintaan penawaran harga dari tahun 2020, 2021 dan 2022.

Para korban serangan spyware mengatakan mereka menganggap militer bertanggung jawab, karena sifat pekerjaan mereka dan waktu spionase.

Leopoldo Maldonado, direktur Article 19, berkata, temuan ini menunjukkan dua kemungkinan skenario: pertama, presiden berbohong kepada rakyat Meksiko. Yang kedua adalah bahwa angkatan bersenjata memata-matai di belakang presiden, tidak mematuhi perintah panglima tertinggi mereka.

Dihubungi untuk dimintai komentar, juru bicara Departemen Pertahanan Meksiko mengatakan tidak segera mengomentari tuduhan tersebut.

Sebagai informasi, pada tahun 2021, seorang pengusaha Meksiko ditangkap dengan tuduhan menggunakan spyware Pegasus untuk memata-matai seorang jurnalis, tetapi perusahaan spyware Israel NSO Group menjauhkan diri dari pria itu. Pengusaha itu telah lama digambarkan di Meksiko sebagai karyawan sebuah perusahaan yang bertindak sebagai perantara dalam pembelian spyware. Pejabat tinggi keamanan López Obrador mengatakan bahwa dua pemerintahan sebelumnya menghabiskan $61 juta untuk membeli spyware Pegasus.

#Spyware   #Pegasus   #Meksiko   #NSOGroup

Share:




BACA JUGA
Grup Spionase Cyber ​​Rusia Sebarkan Worm USB LitterDrifter
Spyware CanesSpy Ditemukan dalam Versi WhatsApp Modifikasi
Spionase Siber Iran Targetkan Sektor Keuangan dan Pemerintahan di Timur Tengah
Aktor Ancaman QakBot Masih Beraksi, Menggunakan Ransom Knight dan Remcos RAT dalam Serangan Terbaru
Google Tambal Zero-day yang Dieksploitasi Vendor Spyware Komersial