
ATM Bank Maybank. | Foto: globalbusinessoutlook.com
ATM Bank Maybank. | Foto: globalbusinessoutlook.com
Cyberthreat.id – Kepolisian saat ini masih menyelidiki kasus penggelapan uang nasabah yang dilakukan oleh Kepala Cabang Bank Maybank Cipulir berinisial AT.
Dalam jumpa pers, Rabu (11 November 2020), Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Awi Setiyono, mengatakan, saat ini selain pengumpulan bukti-bukti, penyidik menjadwalkan untuk memanggil sejumlah saksi.
"Kami akan dalami keterkaitan-keterkaitan pihak lain, korban, kemudian saksi-saksi, hasil olah TKP, barang bukti yang ada. Dari situ, akan menjadi bahan penyidik untuk menginvestigasi tersangka," ujar Awi.
Sejak penetapan tersangka AT, polisi sejauh ini belum bisa memberikan keterangan tambahan karena proses penyelidikan masih berlangsung.
Yang jelas, kata dia, penyidik menjadwalkan pemeriksaan sejumlah saksi ahli, mulai ahli perbankan dari Otoritas Jasa Keuangan, ahli Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU), dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
Diberitakan sebelumnya, seorang nasabah Bank Maybank Indonesia, Winda D. Lunardi alias Winda Earl, berprofesi sebagai atlet e-Sport mendapati uang di rekeningnya raib hingga miliaran rupiah.
Winda menabung di Maybank sejak 2015 yang terbagi dalam dua rekening, yaitu atas nama Winda dan ibunya.
Tabungan Winda sebesar Rp 15 miliar dibobol oleh Kepala Cabang Maybank Cipulir berinisial AT dan hanya disisakan Rp 600.000 di rekening. Sementara, tabungan ibunya yang sebesar Rp 5 miliar hanya disisakan sebesar Rp 17 juta.
Pembobolan ini baru diketahui Winda pada Februari 2020. Karena tak ada niat baik Maybank mengembalikan uang mereka, Winda melapor ke Bareskrim pada Mei 2020.
Kasus tersebut mencuat lagi setelah Winda Kamis (5 November) mendatangi kembali kepolisian untuk menanyakan perkembangan kasusnya. Dalam pengumuman terbarunya, Jumat (6 November), polisi akhirnya menetapkan tersangka Kacab Maybank Cipulir berinisial AT.
Kepolisian mengatakan AT mengambil tanpa izin lalu mengirimkan ke sejumlah rekening temannya. Tersangka mengaku akan memberikan keuntungan 10 persen kepada korban dari uang yang diputarkan bersama teman-temannya. Kepolisian enggan membuka inisial teman-teman AT yang bukan karyawan Maybank itu.
AT dijerat UU Perbankan dan UU Tindak Pidana Pencucian Uang dengan ancaman pidana maksimal 20 tahun penjara dan denda maksimal Rp 100 miliar.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Share: