IND | ENG
Lama Dibiarkan, Kini Facebook Larang Konten yang Menyangkal Tragedi Pembantaian Yahudi oleh Nazi Jerman

Salah satu konten yang menyangkal holocoust di Facebook | Ilustrasi via Times of Israel

Lama Dibiarkan, Kini Facebook Larang Konten yang Menyangkal Tragedi Pembantaian Yahudi oleh Nazi Jerman
Yuswardi A. Suud Diposting : Selasa, 13 Oktober 2020 - 07:56 WIB

Cyberthreat.id - Setelah sempat dibiarkan bertahun-tahun, Facebook akhirnya memutuskan melarang konten yang menyangkal tragedi pembantaian kaum Yahudi oleh Nazi Jerman selama Perang Dunia II yang dikenal sebagai Holocoust.

"Keputusan kami didukung oleh meningkatnya anti-Semitisme yang terdokumentasi dengan baik secara global dan tingkat ketidaktahuan yang mengkhawatirkan tentang Holocaust, terutama di kalangan anak muda," kata perusahaan itu dalam sebuah posting blog pada Senin (12 Oktober 2020).

Holocoust dikenal sebagai salah satu tragedi pembantaian etnis terbesar dalam sejarah. Sekitar enam juga orang Yahudi Eropa dibantai dalam program pembunuhan sistematis antara tahun 1941 hingga 1945 oleh penguasa Jerman yang saat itu dipimpin oleh Adolf Hitler.

"Menurut survei baru-baru ini terhadap orang dewasa di AS yang berusia 18-39, hampir seperempat mengatakan mereka percaya Holocaust adalah mitos, bahwa itu telah dibesar-besarkan atau mereka tidak yakin," tulis Facebook.

Facebook mengatakan akan mengarahkan setiap pengguna yang mencari informasi Holocaust, termasuk penyangkalannya, ke "informasi kredibel dari Facebook".

Facebook telah berkutat dengan masalah ini sejak lama. Pada 2018, dalam sebuah wawancara dengan Recode, CEO Facebook Mark Zuckerberg mengatakan secara pribadi dia menganggap penyangkalan Holocaust sangat ofensif, tetapi Facebook tidak boleh menghapusnya.

Sikap Facebook itu telah lama menjadi pergunjingan di kalangan komunitas Yahudi. Andre Oboler, salah satu anggota komunitas Yahudi di Australia, misalnya, pernah menulis di Time of Israel dan mengatakan,"Jika Facebook tidak merevisi kebijakannya yang sudah ketinggalan zaman tentang penolakan Holocaust, regulator pasti akan mengubahnya untuk mereka. Itu akan membuat Facebook dan keluarga Zuckerberg tidak hanya terjebak di masa lalu, tetapi di sisi sejarah yang salah."

Dalam tulisannya, Oboler juga menyorot pernyataan Randi Zuckerberg pada 2009 yang saat itu menjabat direktur pemasaran dan juru bicara Facebook. Dalam catatan Oboler, saat itu Randy mengatakan."Kebijakan Facebook tidak akan menghapus grup yang menolak Holocaust." 

Dalam pernyataan terbarunya lewat akun Facebook-nya, Zuckerberg mengatakan pemikirannya telah berkembang berkat data yang menunjukkan peningkatan kekerasan anti-Semit.

"Saya telah bergumul dengan ketegangan antara membela kebebasan berekspresi dan bahaya yang disebabkan oleh meminimalkan atau menyangkal kengerian Holocaust," kata Zuckerberg yang juga keturunan Yahudi Amerika.

"Menarik garis yang tepat antara ucapan yang dapat diterima dan yang tidak, tidaklah mudah, tetapi dengan keadaan dunia saat ini, saya yakin ini adalah keseimbangan yang tepat," ujar Zuckerberg.

Pada bulan Agustus, Facebook membatasi konten dan grup yang terkait dengan teori konspirasi QAnon, grup milisi Amerika Serikat, dan grup anarkis offline.

Dalam pernyataan terbaru, Facebook mengatakan telah melarang 250 organisasi supremasi kulit putih dan menghapus 22,5 juta contoh ujaran kebencian selama kuartal kedua.

April lalu, Komisaris Privasi Selandia Baru John Edwards memberi label Facebook sebagai "pembohong patologis yang bangkrut secara moral yang memungkinkan genosida (Myanmar)".

Facebook telah lama menjadi rumah bagi kelompok-kelompok yang membahas teori konspirasi dan mencerca dunia modern, termasuk vaksinasi, fluorida, dan baru-baru ini, 5G. Pada awal pandemi virus korona, kelompok yang sama berusaha menghubungkan COVID-19 dengan penyebaran 5G.[]

#holocaust   #nazijerman   #adolfhitler   #yahudi   #facebook   #markzuckerberg

Share:




BACA JUGA
Dicecar Parlemen Soal Perlindungan Anak, Mark Facebook Minta Maaf
Meta Luncurkan Enkripsi End-to-End Default untuk Chats dan Calls di Messenger
Malware NodeStealer Pasang Umpan Wanita Seksi untuk Bajak Akun Bisnis Facebook
Perlindungan Data Pribadi, Meta Luncurkan Facebook dan Instagram Bebas Iklan di Eropa
Cacat OAuth Kritis Terungkap di Platform Grammarly, Vidio, dan Bukalapak