
Ilustrasi
Ilustrasi
Cyberthreat.id - Kepolisian RI mengungkap kasus penipuan online dengan modus pelelangan barang di Instagram yang melibatkan anak di bawah umur dengan total kerugian diatas 100 juta rupiah.
Kepala Biro Penerangan Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono mengatakan bahwa kasus ini berawal dari adanya laporan polisi LP A nomor 508/IX/2020/BARESKRIM POLRI pada 8 September 2020.
Berangkat dari laporan itu, tim Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri melakukan profiling dan ditemukan akun instagram bernama @luckycatauction yang menjual barang-barang branded edisi terbatas seperti sandal dan sepatu. Melalui akun instagram itulah, para tersangka melakukan penipuan.
“Di situ korban melakukan transaksi, kemudian mengirim ke rekening tertentu yang nantinya kita ketahui bahwasanya itu rekening penampungan . Namun, barang tidak datang,” ujar Awi dalam konferensi pers, Jumat (18 September 2020).
Tersangka pun, kata Awi, berada di Aceh dan Medan. Korbannya yang teridentifikasi semuanya warga Indonesia.
“Setelah dilakukan lidik secara mendalam, setelah kita cek akun mulai dari lokasi, kemudian ini milik siapa, kemudian identitas yang bersangkutan, ternyata kita dapatkan akun-akun itu ada di wilayah Aceh dan Medan,” kata dia.
Penyidik menemukan empat tersangka berinisial AF, GR, MR dan DFY dan masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Awi pun mengatakan bahwa keempat tersangka berasal dari sekolah yang berbeda dan bergaul di dunia maya.
“Rata-rata anak ini dibawah umur antara 15-16 tahun masih duduk di kelas 7,8,9 SMP. masih di bawah umur,” ujarnya.
Menurut Awi, tersangka menipu puluhan korban, diantaranya adalah Kaesang Pangarep, anak Presiden RI Jokowi.
“[Kaesang] diantaranya, ada puluhan korban.” kata Awi.
Hasil penipuan yang dilakukan tersangka ini, menurut Awi, dipakai untuk bersenang-senang membeli barang-barang.
“Dari hasil pendalaman, uang hasil penipuan online itu oleh yang bersangkutan para tersangka dan kawan-kawan ternyata untuk foya-foya , untuk beli pulsa, beli hp, untuk beli jam tangan, dan lain-lain,” kata dia.
Mengingat pelaku masih di bawah umur, Bareskrim Polri punya dua skenario untuk tindak lanjut kasus ini.
“Terkait penanganan kasus anak-anak selama ini yang ditangani oleh Dittipidsiber Bareskrim Polri, ada dua kemungkinan yang akan kami tempuh karena pelaku masih dibawah umur, yang pertama sesuai UU Perlindungan anak tentunya yang pertama dilakukan pembinaan kembali, dan dikembalikan kepada orangtuanya namun tetap dalam pengawasan kepolisian RI. Dan yang kedua dilakukan restorative justice,” ujarnya.
Awi mengatakan yang perlu digarisbawahi dalam fenomena ini, pelaku adalah anak di bawah umur. Menurut Awi, ini menjadi catatan bahwa orang tua di rumah perlu menjaga putra-putrinya dalam bermain media sosial, internet, bermain di ruang siber .
“Ini yang perlu diketahui bersama. Ini sangat fenomenal karena memang kita di zaman digital, anak-anak kita sudah mengenal kejahatan, dia meraup uang dengan mudah melakukan penipuan di online, ujung-ujungnya untuk foya-foya. ini yang kami garis bawahi," kata Awi.
“Anak-anak dibawah umur inilah yang perlu kita sama-sama awasi bagaimana dengan literasi terkait dengan dunia maya tentunya kita juga sama-sama bertanggungjawab.” tambah Awi.[]
Editor: Yuswardi A. Suud
Share: