
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Cyberthreat.id – Kepolisian Nasional Filipina (PNP) membantah institusinya telah memata-matai pengguna media sosial.
“Kami tidak pernah menjadi perantara atau (masuk ke) akun pengguna Facebook,” ujar Kepala PNP Jenderal Camilo Cascolan dalam jumpa pers, Senin (7 September 2020).
Menurut Cascolan, aparat tidak pernah memantau unggahan-unggahan di media sosial seseorang, terutama di Facebook, kecuali unggahan itu menjadi viral.
Pernyataan itu menyusul kritik terhadap rencana pemerintah Filipina agar aparat penegak hukum memantau unggahan-unggahan yang melanggar aturan karantina pandemi Covid-19.
Cascolan mengatakan bahwa kepolisian mematuhi Undang-Undang Privasi Data.
“Ketika unggahan itu menjadi viral dan Anda ingin orang lain mati juga, itu bukan privasi lagi ... kapan itu menjadi pribadi jika Anda melibatkan orang lain?” kata dia seperti dikutip dari Arabnews.
Ia mengatakan, kepolisian akan berkoordinasi dengan aparat desa untuk menyelidiki masalah terkait pelanggaran aturan karantina pandemi.
“Kami akan selalu mencari bukti dan saksi sehingga kami dapat mengajukan kasus dengan benar,” kata dia. Jika terbukti bersalah, pelanggar karantina akan diberi peringatan atau sanksi sosial di wilayahnya sebagai hukuman awal.
Sebelumnya, pada akhir pekan lalu, Komandan Gugus Tugas Penanggulangan Covid Jenderal Guillermo Eleazar meminta agar aparat penegak hukum memantau media sosial secara teratur lantaran adanya pelanggar karantina.
Sementara, aktivis hak asasi manusia justru menuding bahwa pemantauan itu hanya sebagai “kedok untuk pengawasan massal.”
"Siapa yang akan mereka cari (untuk) diawasi sejak awal?" Cristina Palabay, Sekjen Aliansi Hak Karapatan.
“Kami khawatir langkah ini tidak lebih dari kedok yang berbahaya untuk pemolisian online dan pengawasan massal [...] untuk menegakkan tindakan karantina, seperti larangan pertemuan massal."
Hingga Selasa (8 September) pagi waktu Indonesia Barat, jumlah kasus Covid-19 di Filipina mencapai 238.727 jiwa dengan jumlah orang meninggal sebanyak 3.890 jiwa, menurut Worldmeters.info.[]
Share: