
Facebook | Foto: Cyberthreat.id/Andi Nugroho
Facebook | Foto: Cyberthreat.id/Andi Nugroho
Cyberthreat.id – Facebook Inc, pengembang jejaring sosial Facebook, mempersulit bagi siapa saja yang mencari konten terkait dengan “Boogaloo”, sebuah istilah yang merujuk pada potensi perang saudara di Amerika Serikat atau soal keruntuhan peradaban.
Dalam pengumumannya, Kamis (5 Juni 2020), Facebook mengatakan, tidak akan menolerir grup yang menggunakan istilah tersebut.
Pada Rabu lalu, seperti dilaporkan Reuters, dua orang lelaki didakwa karena merencanakan kekerasan dalam aksi anti-rasisme di Las Vegas. Mereka juga ikut dalam grup Boogaloo di Facebook, menurut pengaduan kiminal FBI.
Salah satu dari mereka yang didakwa, Stephen Parshall, secara terbuka memang “menyukai” segala hal yang dibicarakan di grup Boogaloo. Jejak digital di halaman Facebook-nya menunjukkan riwayat diskusi tentang Boogaloo. Akhirnya, Facebook menutupnya setelah kasus itu diajukan.
“Kami merasa perlu mengambil tindakan ini karena diskusinya (grup) ada unsur penggunaan kekerasan,” kata Facebook.
Pada April lalu, sebuah kelompok advokasi, Tech Transparency Project, telah memperingatkan bahwa para pengikut Boogaloo sedang membahas untuk angkat senjata sambil mempromosikan “kebebasan” dari pembatasan pandemi virus corona (Covid-19).
Pada 1 Mei, Facebook memang telah melarang penggunaan Boogaloo dan hal-hal yang berkaitan dengannya yang beredar di platform.
Untuk menghindari pengawasan, beberapa grup Boogaloo mulai berganti nama, seperti "Big Igloo" atau "Big Luau" sambil mempertahankan diskusi yang sama tentang persenjataan, perang masa depan, dan teori konspirasi.[]
Share: