IND | ENG
New Normal, Cara Berdakwah Pun Berubah

Ilustrasi

New Normal, Cara Berdakwah Pun Berubah
Faisal Hafis Diposting : Senin, 25 Mei 2020 - 22:20 WIB

Cyberthreat.id - Pandemi Covid-19 memaksa hampir seluruh elemen masyarakat menggunakan teknologi yang kemudian memunculkan istilah New Normal. Meskipun masih samar, istilah tersebut merujuk kepada perubahan perilaku atau pola hidup masyarakat yang sangat signifikan.

Sebagai contoh, kegiatan keagamaan yang biasanya dilakukan di tempat ibadah, orang-orang berkumpul, kini berubah menjadi kegiatan ibadah dari rumah masing-masing. Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo dan protokol global sejak pandemi Covid-19 berlangsung yaitu bekerja di rumah, belajar di rumah, dan beribadah di rumah.

Pusat kajian yang berfokus dalam isu masyarakat digital, Center for Digital Society (CdDS) Universitas Gadjah Mada (UGM) melihat tren New Normal sebagai situasi yang memicu inisiatif para pemimpin agama untuk menggunakan media sosial dan platform digital lainnya.

Praktisi Keagamaan Digital dari AIS Nusantara, Nafilah Safitri, menyebutkan umat Islam sebenarnya telah akrab dengan acara-acara keagamaan seperti Kultum (kuliah tujuh menit) yang ditayangkan di televisi atau radio pada bulan Ramadhan.

AIS Nusantara merupakan inisiatif untuk mempublikasikan secara luas kegiatan santri dan pesantren melalui platform online pada tahun 2016. AIS Nusantara telah berkembang dan membawa perdamaian sebagai nilai utama dalam menyebarkan ajaran Islam.

"Upaya ini juga dimaksudkan untuk melawan narasi Islamophobia yang sering terjadi setelah traged 9/11 di Amerika Serikat," tutur Nafilah di situs CdDS.

Sejauh ini, kata Nafilah, AIS Nusantara menerima respon yang relatif positif dari masyarakat umum. Masalah yang timbul sejauh ini adalah kesenjangan literasi digital antara generasi yang lebih tua dan yang lebih muda menjadi tantangan terus menerus.

Padahal, jangkauan luas media sosial diperlukan dalam merencanakan konten khotbah, sehingga khotbah tidak memicu reaksi negatif atau kesalahan persepsi dari masyarakat. Khotbah digital memang merupakan metode pengajaran keagamaan yang efektif dalam menyebarkan nilai-nilai agama, terutama dalam situasi pandemi Covid-19.

Kredibilitas dan Validitas

Dalam berdakwah wajib diperhatikan kredibilitas dan validitas sumber. Apakah sudah sesuai dengan kitab yang diajarkan. Sebab, setiap orang dapat menyebarkan ajaran secara online tanpa landasan teologis yang jelas. Jangan sampai publik malah terjerumus kedalam ajaran sesat.

"Dalam menerima khotbah digital, penonton harus tetap kritis dan teliti untuk menghindari salah tafsir," tegas Nafilah.

Praktisi Keagamaan Digital, Yohanes Tri Atmaja mengatakan khotbah digital bukanlah hal yang baru dalam agama Kristen. Sejak lama telah ada penyampaian materi keagamaan melalui televisi kabel yang dikenal sebagai tele-evangelism.

Momentum saat ini membuat Yohanes memiliki panggilan untuk menyebarkan agama Kristen melalui media modern, seperti infografis dan kutipan yang diambil langsung dari "Alkitab di platform Instagram dan Youtube," kata Yohanes yang juga CEO The Messenjah itu.

The Messenjah merupakan bisnis kaos yang desainnya berfokus pada penyampaian ajaran agama. Menurut Yohanes, The Messenjah juga memiliki misi untuk menyampaikan keresahan orang Kristen tentang penyebaran ajaran agama yang berpaling dari Alkitab.

Namun begitu, Yohanes menyampaikan bahwa ada satu hal yang tidak bisa digantikan saat acara keagamaan dilakukan secara virtual, yaitu koneksi spiritual dan emosional.

"Khotbah fisik tetap tak tergantikan, karena koneksi spiritual dan emosional antara komunitas dan para pendeta hanya terjadi secara fisik." []

Redaktur: Arif Rahman

#Newnormal   #Corona   #videokonferensi   #dakwah   #platformdigital   #Validitassumber

Share:




BACA JUGA
Sanksi kepada Rusia: Microsoft Hentikan Bisnis, Samsung Tangguhkan Kiriman Produk
HARI PERS NASIONAL 2022
'Publisher Rights' Cara untuk Melawan Feodalisme Digital
HARI PERS NASIONAL 2022
Presiden Jokowi Minta Regulasi ‘Publisher Rights’ Segera Diterbitkan
HARI PERS NASIONAL 2022
Platform Digital Akan Diatur demi Keberlanjutan Hidup Pers
Qualcomm-Microsoft Siapkan Chip Khusus untuk Kacamata Metaverse