
Situs Sapamudik.id milik Pemerintah Aceh
Situs Sapamudik.id milik Pemerintah Aceh
Cyberhtreat.id - Dinas Perhubungan Pemerintah Aceh bekerja sama dengan Universitas Syiah Kuala membuat situs web untuk mendata pemudik. Para pemudik yang nekat pulang kampung di tengah wabah virus corona diwajibkan mengisi data diri di situs web sapamudik.id.
"Pemerintah Aceh menghimbau masyarakat tidak mudik. Jika terlanjur/tidak bisa dihindaari ikuti protokol kesehataan Covid-19," bunyi disclaimer di halaman depan website itu saat diakses pada Rabu siang (22 April 2020).
Para pemudik diminta untuk memasukkan nomor telepon seluler, nomor kartu tanda penduduk (KTP), nama lengkap, jenis kelamin, umur, jumlah keluarga yang dibawa, transportasi yang digunakan, jenis transportasi, daerah tujuan, tanggal keluar dan kedatangan.
Di halaman depan situs itu disebutkan,"data yang Anda isi hanya digunakan untuk kepentingan pendataan."
Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Junaidi, mengatakan aplikasi itu sangat penting untuk membantu Pemerintah Aceh dalam mendata arus keluar masuk masyarakat di wilayah Aceh melalui udara, laut dan darat.
Hingga Rabu 22 April, ada 581 orang pemudik yang tercatat di situs web itu. Mereka umumnya masuk ke Aceh dari jalur perjalanan darat lewat perbatasan Sumatera Utara.
Menurut Junaidi, para pemudik ini nantinya akan ditetapkan sebagai Orang dalam Pemantauan (ODP) dan wajib melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.
Sementara itu di Jakarta, dalam rapat terbatas pada Selasa (21 April 2020) Presiden Joko Widodo resmi melarang masyarakat mudik menjelang Lebaran 2020 guna mencegah penyebaran virus corona ke berbagai daerah.
Aturan mengenai larangan mudik ini mulai diterapkan pada Jumat (24 April 2020). Ada pun sanksi bagi yang melanggar akan diberlakukan mulai 7 Mei nanti.
Menuut Menteri Perhubungan Ad Interim Luhut Binsar Pandjaitan, larangan mudik ini berlaku untuk seluruh masyarakat yang berasal dari wilayah zona merah.
Zona merah adalah daerah yang terpapar virus corona. Tidak diketahui persis batasannya seperti apa dengan zona kuning yang juga memiliki pasien positif Covid-19.
Namun, jika merujuk pada pemetaan yang dilakukan oleh Gugus Tugas Penanganan Covid-19, zona merah mengacu pada daerah pasien yang positif terpapar virus corona di atas 50 orang. Daerah dengan pasien positif di atas 50 orang antara lain Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, juga Riau.
Jika mengacu kepada kebijakan pemerintah pusat, warga Aceh yang selama ini berdomisili di kota-kota dengan pasien positif di atas 50 orang itu seharusnya dilarang masuk ke Aceh.
Nantinya, kendaraan angkutan umum, kendaraan pribadi, sepeda motor, dilarang keluar dari zona merah. Sementara angkutan barang dan logistik tetap diizinkan beroperasi. []
Share: