IND | ENG
Kiat Aman Pakai Internet Banking Selama Libur Lebaran

Ilustrasi. Foto: www.nab.com.au

Kiat Aman Pakai Internet Banking Selama Libur Lebaran
Oktarina Paramitha Sandy Diposting : Senin, 03 Juni 2019 - 17:18 WIB

Jakarta, Cyberthreat.id – Di kala mudik Lebaran seperti saat ini perputaran uang di masyarakat sangatlah tinggi, baik transaksi luring (offline) maupun daring (online). Bagi sebagian masyarakat yang melakukan belanja daring, transaksi pun sangat mudah sekali.

Dengan smartphone di tangan, transaksi baik melalui mobile banking atau internet banking pun bisa dilakukan di mana saja, asalkan terkoneksi dengan internet.

Namun, selama kita terkoneksi internet, di situ pula ancaman siber selalu datang mengintai. Untuk itu, para pengguna internet banking harus lebih waspada dalam bertransaksi.


Berita Terkait:


Pakar Teknologi Informasi, Onno W Purbo, mengatakan, keamanan saat bertransaksi, khusus di internet banking adalah hal utama demi terhindar dari maraknya pencurian daring.

“Ini memang hal sederhana ya, tapi sangat krusial. Banyak masyarakat yang tertipu karena sebenarnya mereka enggak paham,” kata dia saat dihubungi Cyberthreat.id, Senin (3/6/2019). Ia mengatakan, sudah banyak orang yang curhat ke dirinya telah tertipu saat melakukan internet banking.

Onno kemudian memberikan sejumlah tips agar tetap aman selama memakai internet banking:

  • Teliti saat akan klik tautan yang mencurigakan

Tentu pengguna internet banking pernah menerima email dengan tautan yang cukup mencurigakan, bahkan SMS yang tidak jelas pengirimnya siapa. Jika pengguna menerima seperti itu, jangan pernah lakukan klik. Mengapa? Karena ada kemungkinan tautan tersebut menghubungkan pengguna ke situs web jahat yang berusaha mencuri identitas bank milik pengguna.

“Jika pengguna masuk ke situs tersebut, maka ia baru saja memberikan identitas banknya kepada penjahat siber untuk bisa akses ke online banking,” ujar Onno juga dosen Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya, Bandar Lampung.

Misalnya, pengguna menerima email yang mengatakan bahwa sandi online banking perlu diatur ulang dengan tautan tersebut. Jika pengguna mengklik tautan itu dan memasukkan sandi, artinya ia baru saja memberikan identitas kepada pencuri. Jika pengguna pernah menerima permintaan melalui email atau SMS untuk mengirim informasi sandi, pastikan bahwa itu adalah penipuan.


Berita Terkait:


“Jangan sampai tertipu. Selain itu, pengguna sebaiknya tidak mengirimkan informasi online banking melalui email atau SMS untuk alasan keamanan,” tutur dia.

  • Jangan sembarang transaksi di jaringan wi-fi tidak aman

Secara umum jaringan wi-fi, khususnya wi-fi publik seperti di restoran cepat saji, restoran, dan kafe belum dapat dipastikan keamanannya. kebanyakan mereka membuat jaringan dengan keamanan super rendah agar memudahkahn orang untuk tersambung.

“Tingkat keamanan jaringan yang rendah membuat mereka menjadi target utama hacker yang bisa segera membobol pertahanan pengguna,” ujar Onno.

Pastikan jika melakukan transaksi jangan menggunakan wi-fi gratis yang tidak aman, lakukan transaksi di jaringan yang aman dan dilindungi sandi seperti wi-fi di rumah. “Jika benar-benar perlu mengakses bank Anda saat bepergian, matikan wi-fi lakukan transaksi online banking melalui jaringan seluler,” ujar dia.

  • Jangan sampai kehilangan ponsel

Pastikan pengguna tidak kehilangan perangkat ponsel. Jika hilang, itu mempermudah penjahat untuk mencuri informasi online banking. Jika Anda menggunakan iPhone, setup aplikasi Find My Phone, yang memungkinkan dengan cepat menemukan perangkat seluler yang hilang dan menguncinya atau bahkan menghapus konten di dalamnya.

“Jika anda menggunakan perangkat Android, anda dapat melakukan tindakan yang sama dengan Android Device Manager,” kata Onno.

Selain itu, jangan menyimpan informasi sandi Anda di ponsel. “Jangan menuliskannya di catatan atau membuat rekaman suara. Ini sama dengan menulis sandi komputer Anda pada catatan Post-It dan kemudian menempelkannya pada monitor komputer Anda,” tutur dia.

  • Buat sandi yang tidak bisa di-crack

Gunakan sandi yang tidak dapat di-crack. Sandi yang terlalu lemah dan sederhana akan sangat mudah untuk di-crack oleh penjahat siber. Kebanyakan orang memilih sesuatu seperti hari ulang tahun, nomor telepon, nomor KTP-el, anjing, anak, tim olahraga favorit, atau musim favorit. Sementara jenis sandi ini memang membuat segalanya lebih mudah diingat, tapi sebenarnya sangat berbahaya. Seorang hacker dapat menggunakan berbagai program perangkat lunak untuk menebak sandi pengguna sampai bisa mengakses identitas bank.

“Sandi harus berisi berbagai huruf besar dan kecil, angka, dan karakter khusus,” kata dia.

Jika pengguna khawatir lupa sandi, dapat menggunakan perangkat penyimpanan sandi aman seperti LastPass atau 1Password.

  • Selalu perbarui  perangkat lunak

Onno mengatakan, banyak orang merasa malas untuk melakukan update pada perangkatnya karena harus mengunduh perangkat lunak baru, menginstal, dan merestart perangkat miliknya.

“Padahal, penting menjaga perangkat lunak tetap terbarui demi alasan keamanan. Setiap kali versi baru dari rilis sistem operasi ponsel, maka lubang keamanan akan ditambal,” kata dia.

Jika pengguna memilih untuk tidak memperbarui telepon, peretas bisa mencuri informasi melalui salah satu lubang keamanan (bug) tersebut.

“Anggap saja seperti pintu rumah sendiri. Jika pengguna menyadari bahwa pintu depan memiliki lubang, dan memudahkan penjahat membuka pintu, maka akan memperbaiki lubang itu,” kata dia.

Setiap kali Anda mengunduh versi terbaru dari sistem operasi, kata dia, maka pengguna memperbaiki lubang tersebut.

  • Log-out ketika sesi sudah selesai

Kapan pun pengguna telah selesai menggunakan online banking, pastikan untuk selaku melakukan log out. Ini dapat meminimalisasi kemungkinan seseorang mencuri informasi perbankan pengguna. Jika seseorang mengambil telepon pengguna sementara sesi perbankan masih aktif bisa menjadi bencana seperti pencurian dan lain-lan.

“Untungnya, sebagian besar aplikasi online banking akan secara otomatis mengeluarkan anda setelah waktu yang ditentukan. Namun, praktik yang baik adalah untuk keluar segera setelah menyelesaikan sesi transaksi,” tutur Onno.

  • Buat notifikasi perbankan

Cara lain mengamankan internet banking adalah dengan mengaktifkan pemberitahuan (alert) atau notifikasi. Misal, notifikasi dalam bentuk email atau SMS yang dikirimkan tiap kali melakukan transaksi atau ketika saldo turun di bawah jumlah tertentu.

Dengan adanya notifikasi ini memungkinkan pengguna menerima notifikasi saat terjadi aktivitas yang mencurigakan di rekening pengguna. Jika pengguna melihat notifikasi terkait aktivitas mencurigakan, segera laporkan pada bank.

  • Jangan overshare online

Saat hacker mencoba mencuri informasi pengguna, salah satu tempat pertama yang mereka cari adalah profil media sosial. Mengapa? Mereka tahu bahwa kebanyakan orang menggunakan informasi umum seperti nama anak-anak mereka sebagai kata kunci dan mereka tahu mereka dapat menemukannya secara online.

“Mereka akan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang situs media sosial ini dan kemudian mulai mencoba menggunakannya sebagai sandi. Jadi, ketika berbagi informasi di medsos, pengguna harus sangat berhati-hati tentang pengaturan privasi anda serta jumlah informasi yang dibagikan,” kata Onno.

  • Lockdown perangkat

Pengguna harus selalu mengamankan perangkatnya semaksimal mungkin. Biasanya dengan memasukan sandi 6 digit untuk membuka ponsel atau menggunakan teknologi fingerprint bila memungkinkan. Jika pengguna kehilangan ponsel, ini akan menghambat pencuri mengambil informasi pribadi.

Redaktur: Andi Nugroho

#internetbanking   #mobilebanking   #lebaran

Share:




BACA JUGA
BTN MOBILE BANKING
'No Antre, No Ribet': Evolusi Transaksi di Era Siber
UOB Indonesia Terapkan Fitur BI-Fast untuk Mobile Banking
Pengguna iOS Keluhkan Aplikasi Livin’ by Mandiri Eror
Jelang Lebaran, Hati-hati Akun Bisnis Bodong di Medsos
Riset: 76 Persen Aplikasi Mobile Banking Dieksploitasi Tanpa Akses Fisik ke Perangkat