
Polemik KPAI Vs PB Djarum, Dahlan Iskan Bantah Tulis Ini
Polemik KPAI Vs PB Djarum, Dahlan Iskan Bantah Tulis Ini
Sepekan terakhir, beredar tulisan yang viral di sosial media berjudul "Menyembah Tuhan, Mengabaikan Kemanusiaan." Tulisan itu disebut ditulis oleh Dahlan Iskan, mantan Menteri BUMN sekaligus mantan Pemimpin Redaksi Jawa Pos. Tulisan itu berisi polemik antara Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan PB Djarum terkait pembinaan bulutangkis.
Dahlan Iskan memuat bantahannya lewat fanpage Facebook "Catatan Dahlan Iskan"
"Beredar tulisan seolah oleh Dahlan Iskan dg judul 'Menyembah Tuhan...' yang menyinggung soal Djarum.
Itu bukan tulisan beliau. Untuk mengecek tulisan beliau atau bukan bisa dilihat: terbit di DisWay.id atau tidak. Yang terbit di DisWay.id (tiap hari jam 5 pagi) berarti tulisan abah. Yang tidak ada di disway.id belum tentu tulisan saya. Terima kasih ....," tulis admin fanpage Facebook tersebut pada 31 Agustus 2019 seraya melampirkan tangkapan layar pesan WhatsApp dari Dahlan Iskan.
Seperti diketahui, belakangan ini mencuat kabar tentang protes KPAI yang menuding PB Djarum mengeksploitasi anak lewat audisi bulutangkis demi promosi merek rokok. Akibatnya, PB Djarum memutuskan memutuskan menghentikan pembinaan bulutangkis mulai tahun depan. Padahal, PB Djarum telah melahirkan pemain bulutangkis kelas dunia yang mengharumkan nama Indonesia di pentas dunia sejak 1969.
Kontroversi pun merebak. Ada yang mendukung KPAI, ada pula yang menolak. Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi termasuk yang mendukung KPAI. Kata dia, yang diminta KPAI bukanlah menghentikan audisi bulutangkis melainkan tidak melibatkan merek rokok Djarum di dalamnya. Sebab, kata dia, itu bertentangan dengan PP Nomor 109/2012.
"Apapun alasannya, logo tersebut adalah brand image bahwa produk tersebut adalah rokok, walau berkedok foundation," kata Tulis dalam keterangan tertulisnya.
Sementara Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi termasuk yang mendukung PB Djarum. Menurut Imam, tudingan eksploitasi anak dalam acara audisi umum PB Djarum tidak tepat. Itu sebabnya, ia mendukung ajang pencarian bakat bulutangkis itu terus berjalan. Bahkan, kata dia, audisi DjaBerum sudah melahirkan para juara dunia bulutangkis dari Indonesia.
Di dunia maya, muncul petisi yang mendukung PB Djarum melanjutkan audisi umum di 2020 dan menolak keputusan KPAI. Dibuat pada Minggu 8 September 2019, hingga berita ini ditulis, petisi itu sudah mendulang 4.686 tanda tangan.
Di bawah ini adalah tulisan lengkap yang mengatasnamakan Dahlan Iskan, namun telah dibantah oleh yang bersangkutan.
MENYEMBAH TUHAN, MENGABAIKAN KEMANUSIAAN
Pagi ini Djarum Group memasang iklan kemasyarakatan 4 halaman di Jawa Pos, 50 thn melayani negeri dengan segudang prestasi. Selain telah melahirkan atlet Bulu Tangkis kelas dunia, 11 diantaranya mempersembahkan medali olimpiade, dan telah membina 5.000 atlet sejak 1969. Menanam 2 jt pohon pada pinggir jalan sepanjang 2.307 km di Jawa-Madura yg bisa menyerap 2,9 jt ton CO2, Beasiswa Plus untuk 11 ribu anak didik, 52.000 org mendapat rawatan medis gratis, 28.000 org mendapat bantuan air bersih, dan banyak lagi, selain tentunya pekerja yg menggantungkan hidupnya bekerja di pabrik rokok djarum ( rokok antara mematikan dan membuat kehidupan ).
Djarum, identik dengan Hartono sang pendiri, yang sekarang juga memiliki BCA group, dia adalah orang terkaya di Indonesia bersama orang kaya lainnya dengan segala macam kiprahnya dan dengan segala macam kurang-lebihnya, yang pasti sebagian besar mereka telah berbuat nyata untuk sesama, dalam konteks kemanusiaan tanpa embel-embel rayuan surga dan kawin 4 sampai 5. Hablum minannas mereka jalankan dengan tanpa pamrih apakah mereka mendapat hadiah dari Tuhan, mereka hanya mengerti kemanusiaan adalah sebuah kewajiban yg harus dijalankan, bukan cuma cuap-cuap, tapi tak bersikap, apalagi sigap.
Terbayang ributnya soal izin gereja, pembubaran orang beribadah di halaman terbuka karena ijin gereja tak kunjung tiba, Indonesia punya pancasila, kita mengaku pemilik surga, tapi gereja dianggap monster yang menakutkan, mengaku beriman tapi takut setan.
Teriakan sinis terus membanjiri kanan kiri kehidupan beragama kita, seolah kita lupa ada tauladan dan terus kita shalawatkan, tapi ajarannya ada yg diabaikan, apakah Rasullulah pernah berbuat tak adil kepada pemeluk agama lain, kita bangga menyeritakan Rasullulah setiap jumat menyuapi seorang Yahudi buta sampai dia wafat, kita bangga dengan Piagam Madinah, konstitusi pertama didunia yang banyak mengilhami demokrasi negara didunia, tapi kita abai menjalankannya, karena sejujurnya kita cuma mengelus kulitnya, lupa isinya.
Teriakan rasis lainnya terus disemburkan kepada etnis Cina, bahkan stigma ketidaksukaan itu digandengkan dengan Jokowi sebagai keturunan Cina, pendukung Cina, dan anti ulama. Mereka lupa belanja di toko 212, 90% produk dari pabrik orang Cina, mereka lupa 80 % perputaran ekonomi Indonesia di pegang orang Cina, pabrik kacang saja yg punya Cina, ini semua akibat lupa sejarah dan titah Rasullulah, BELAJARLAH SAMPAI KENEGRI CINA, Walisongo konon 3 diantaranya orang Cina, islam masuk Nusanatara juga Cina yg ikut menyebarkannya, tapi memang kita ini lucu bin culun, benci sama Cina, LIUS DIJADIKAN ULAMA, ROCKY GERUNG DIJADIKAN RUJUKAN, terus kita bisa apa. Ya, kita punya kebanggaan penganut agama yg digdaya, punya surga, istri dimana-mana, ribut semua mau syariah, tapi pelit bersedekah, mayoritas tapi tak berkualitas, ada ulama panutan, suka dengan ustadz karbitan, ada ilmu rujukan, suka ceramah cengengesan, populasi dominan, prestasi pinggir jalan.
Ah,..ngomongin kalian memang tak ada habisnya, gayanya semua rujukan dari Tuhan, didepan mata urusan kemanusiaan kalian abaikan, baru pulang berhaji ceritanya menakjubkan, tapi lupa di Yaman banyak orang mati kelaparan. Bagaimana menuju yang vertikal kalau lupa yg horizontal, Tuhan tidak kemana-mana karena Dia ada arsyNya, dan semua kita kembali kepadaNya, tapi manusia sebagai lahan saling iling bukan tempat kita berpaling. Jadi kalau sampean mau masuk surga urusin saja manusia sebagaimana seharusnya, jangan takut dengan agamanya, jangan kecut dengan rumah ibadahnya, amat sangat lucu prilaku kita, benci dan takut dengan orangnya, tapi kita makan Indomienya, kita hisap rokoknya, dan menenteng oleh-oleh Lumpia, yg dibuat orang Cina, hahaha
SELAMAT UNTUK DJARUM GROUP YG TELAH MENGABDI UNTUK INDONESIA, MAAFKAN KAMI YG MASIH MENIKMATI MAKIAN DIPINGGIR JALAN.
DJARUM MEMANG SUPER, KAMI CUMA BAPER.
Dahlan Iskan
Share: