IND | ENG
 Tips PPI Agar Mahasiswa Tak Mudah Tertipu Beasiswa Bodong

Ketua Umum PANDI, Yudho Giri Sucahyo (kiri), Ketua Tim Satgas Penipuan Agen dan Kerja Paksa PPI Dunia Kawasan Asia-Oceania, Nikkolai Ali Akbar (tengah) dan Koordinator PPI Se-Dunia Periode 2019/2020 Fadlan Muzakki (kanan) usai penandatanganan MoU antara PPI dan PANDI di Universitas Indonesia, Depok, Jumat (23 Agustus 2019) | Foto: Rahmat Herlambang

Tips PPI Agar Mahasiswa Tak Mudah Tertipu Beasiswa Bodong
Arif Rahman Diposting : Minggu, 25 Agustus 2019 - 16:13 WIB

Jakarta, Cyberthreat.id - Penipuan informasi beasiswa bodong ke luar negeri kerap terjadi kepada mahasiswa yang kurang teliti dan kurang cermat dalam memperhatikan informasi.

Hal ini menjadi perhatian serius Tim Satgas Penipuan Agen dan Kerja Paksa di Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia Kawasan Asia dan Oceania.

Nikkolai Ali Akbar, Ketua Tim Satgas Penipuan Agen dan Kerja Paksa PPI Dunia Kawasan Asia-Oceania, mengatakan sejauh ini cukup banyak mahasiswa dari Indonesia yang tertipu dengan tawaran beasiswa bodong di luar negeri.

Jika tidak hati-hati, mahasiswa yang berniat menuntut ilmu malah menjadi pekerja sementara mimpi berkuliah di kampus atau Universitas yang diinginkan tidak tercapai. Biasanya, informasi awal yang didapatkan dari media sosial hingga website yang tidak jelas informasinya.

"Informasi yang paling banyak soal penipuan ini di media sosial. Tim Satgas konfirmasi ke lapangan," ujar Nikkolai kepada Cyberthreat.id di Universitas Indonesia (UI) Depok, Jumat (23 Agustus 2019).

Informasi atau postingan di media sosial biasanya diikuti website bodong yang terlihat cukup meyakinkan. Website dan media sosial itu seolah berkoordinasi, tapi jika mahasiswa lebih jeli tentu akan mencari tahu lewat jaringan PPI atau seniornya.

Nikkolai mengatakan pihaknya berupaya menyebarkan ciri-ciri akun media sosial dan website bodong agar para mahasiswa yang ingin menuntut ilmu ke luar negeri tidak gampang tertipu.

Berikut ciri-cirinya:

1. Postingan baru dan cenderung spam. Menurut Nikkolai akun bodong yang menawarkan beasiswa ini umurnya masih baru berusia beberapa bulan tapi postingannya sudah banyak sekali.

"Isinya enggak jelas dan kurang tertata dengan baik.

2. Ada informasi yang tidak berkaitan dengan informasi beasiswa sama sekali.

"Ini bedanya bisa contrast sekali dengan informasi beasiswa resmi dan postingan tidak berkaitan dengan beasiswa sama sekali serta malah memberikan informasi kegiatan lain seperti seminar dan iklan.

3. Cek kontak dan alamatnya.

"Ini bedanya jauh banget dengan info beasiswa yang resmi. Informasi tentang beasiswa jelas dan deadline nya kapan, ketika kami kontak perwakilan atau kantornya bergerak cepat dan langsung dijawab.

4. Akun di medsos kadang aktif dan kadang non aktif.

"Akun-akunnya masih ada, tapi postingannya sudah lama enggak aktif. Kalau dikontak kembali malah diarahkan ke nomor yang lain. Biasanya website dan akun itu sejalan."

Fadlan Muzakki, Koordinator PPI Se-Dunia Periode 2019/2020, mengatakan para mahasiswa juga harus memperhatikan aturan legal dari negara tujuan kuliah. Tak sedikit mahasiswa yang sudah tertipu berkuliah di kampus "odong-odong" di luar negeri, tapi saat dibawa ijazahnya ke dalam negeri tak berlaku.

"Misalnya ada beasiswa di Qatar. Nah yang paling efektif itu biasanya dengan mencari informasi dari PPI yang di Qatar. Fasilitas, biaya, gaya hidup hingga penyetaraan pasti ada infonya dari mereka. Hal-hal seperti ini harus diketahui dari awal," kata Fadlan.

10 Artikel Terpopuler:

1. Canggih, Aplikasi Ini Jembatani Pencari Kerja Lulusan SMK

2. Peretas China Bobol Situs Web Data Kesehatan di India

3. Koneksi Wi-fi Publik Gratis Bahaya! Ini Video Penjelasannya

4. Mengenal Dua Calon Ibukota Baru RI Lewat Google Maps

5. Jangan 'Gali Lubang Tutup Lubang' di Pinjol, Ini Risikonya!

6. Umumkan Calon Ibukota Baru, Jokowi Nulis Begini di Facebook

7. Lahir di Depok,Cyberjek Belum Tersedia di Android dan iPhone

8. Ojol Cyberjek Janjikan Kesejahteraan dan Perlindungan Mitra

9. Arie Kriting dan Acho: Jangan Batasi Hak Masyarakat Papua

10. Kocak! Meme Pindah Ibu Kota ala Netizen yang Bikin Ngakak

#PANDI   #PPI   #website   #mediasosial   #infobeasiswa   #.id   #studyabroad

Share:




BACA JUGA
Dicecar Parlemen Soal Perlindungan Anak, Mark Facebook Minta Maaf
Meta Digugat, Dinilai Tak Mampu Lindungi Anak dari Predator Seksual
Mengenal Tiga Jenis Doppelganger Pemangsa Reputasi Perusahaan
Melanggar Data Anak-anak, TikTok Didenda Rp5,6 Triliun
Modus Penipuan Berkedok Freelance. Disuruh 'Like' & 'Subscribe' Video YouTube