
Ilustrasi
Ilustrasi
Jakarta, Cyberthreat.id - Blibli butuh delapan tahun untuk bisa mendapatkan 15 juta sampai 20 juta Monthly Active User (MAU) dengan lebih dari 60 juta session perbulan.
"Kalau MAU sekitar 15 juta sampai 20 juta perbulan. Saya lupa persisnya, tapi kisarannya itu. Bagi kami yang penting sebenarnya customer terus bertambah," kata CEO Blibli Kusumo Martanto di Jakarta, Jumat (26 Juli 2019).
MAU, kata dia, adalah pengguna Blibli yang dihitung berdasarkan IP address. Sedangkan session adalah pengunjung yang bisa datang berkali-kali tapi menggunakan satu IP saja.
"Kalau user itu dihitung satu IP walaupun berkali-kali session," ujarnya.
Selama delapan tahun Blibli tetap fokus mengutamakan produk lokal yang dijual oleh UMKM. Menurut Kusumo, banyak produk lokal yang kualitasnya hampir sama dengan produk impor.
Masalahnya, kata dia, produk lokal kebanyakan tidak mendapat panggung atau diberi kesempatan. Itulah yang menjadi target Blibli ke depan yakni memperbanyak merchant agar memproduksi dan menjual produk lokal lewat platform mereka.
"Delapan tahun bekerja sama dengan berbagai produk lokal, kami memang belum maksimal. Kami ingin bikin konsumen harus cinta produk Indonesia."
Hampir 90 persen barang yang dijual di Blibli juga memiliki pabrik di Indonesia. Kalaupun ada barang impor, pabriknya tetap berada di Indonesia.
Traffic online semakin tinggi ditambah program pelatihan keliling Blibli secara offline kepada UMKM. Kondisi itu, kata dia, sangat menjanjikan bagi produk lokal untuk terus berkembang.
"Banyak produk lokal justru tidak diketahui orang, tapi kualitasnya lebih bagus dari barang luar negeri. Padahal produknya sudah beberapa tahun jalan, tapi dikenal setelah 8 atau 10 tahun," ujarnya.
Share: