
Ilustrasi | Foto: danielstrading.com
Ilustrasi | Foto: danielstrading.com
Cyberthreat.id – Satgas Waspada Investasi (SWI) Otoritas Jasa Keuangan meminta agar para influencer dan afiliator menghapus seluruh konten promosi dan pelatihan trading di akun-akun mereka di media sosial.
SWI telah memanggil sejumlah afiliator dan influencer, seperti Indra Kesuma (Indra Kenz), Doni Muhammad Taufik, Vincent Raditya, Erwin Laisuman, dan Kenneth William.
“Kami telah meminta mereka menghentikan kegiatan promosi dan pelatihan trading serta menghapus semua konten yang ada di media sosial masing-masing,” ujar Ketua SWI Tongam L. Tobing dalam sebuah pernyataan, Jumat (18 Februari 2022).
Tongam menyebutkan para influencer dan afiliator tersebut telah mempromosikan produk binary option dan broker ilegal yang tidak terdaftar di Bappebti, seperti Binomo, Olymptrade, Quotex, dan Octa FX. Selain itu, mereka juga melakukan kegiatan pelatihan trading tanpa izin dari pemerintah.
“Kegiatan perdagangan online yang dilakukan binary option itu ilegal karena bersifat judi, tidak ada barang yang diperdagangkan. Sifatnya hanya untung-untungan dan ini bisa merugikan masyarakat,” kata Tongam.
Sebelumnya, SWI telah menghentikan kegiatan dari 21 entitas ilegal, berupa 16 kegiatan money game, tiga perdagangan aset kripto, dan dua perdagangan robot trading.
Penghentian tersebut, kata Tongam, untuk melindungi masyarakat dari investasi ilegal. Terlebih belakangan ini marak penawaran investasi berbasis situsweb atau aplikasi yang memanfaatkan ketidakpahaman masyarakat.
“Biasanya dengan cara iming-iming pemberian imbal hasil yang sangat tinggi dan tidak wajar, namun terlebih dahulu masyarakat diminta menempatkan atau menyetorkan dananya,” kata Tongam.
Ia pun mendorong agar masyarakat terus berhati-hati saat melakukan investasi. Masyarakat diminta untuk memastikan pihak yang menawarkan investasi tersebut memiliki perizinan dari otoritas yang berwenang sesuai dengan kegiatan usaha yang dijalankan.
“Pastikan pihak yang menawarkan produk investasi memiliki izin dalam menawarkan produk investasi atau tercatat sebagai mitra pemasar. Dan, harus bisa dipastikan investasi tersebut legal dan terdaftar di OJK, jangan tergiur dengan keuntungan yang besar,” tutur Tongam.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Share: