
Komisaris Dalam Negeri Uni Eropa Ylva Johansson | Euronews Brussels
Komisaris Dalam Negeri Uni Eropa Ylva Johansson | Euronews Brussels
Cyberthreat.id - Uni Eropa berencana membuat undang-undang dalam beberapa bulan mendatang untuk meminta perusahaan teknologi berbuat lebih banyak untuk mengatasi pelecehan seksual anak, meningkatkan pengaturan sukarela saat ini, kata seorang pejabat tinggi dalam sebuah wawancara surat kabar.
Dilansir Reuters, Minggu, 9 Januari, Komisaris Dalam Negeri Uni Eropa Ylva Johansson mengatakan kepada media Welt am Sonntag Jerman bahwa penyedia layanan internet dan perusahaan media sosial telah melaporkan 22 juta pelanggaran terkait pelecehan seksual anak pada tahun 2020, naik dari 17 juta pada tahun 2019.
Tapi dia bilang itu hanya sebagian kecil dari jumlah sebenarnya.
"Saya akan mengusulkan undang-undang dalam beberapa bulan mendatang yang akan mengharuskan perusahaan untuk mendeteksi, melaporkan, dan menghapus pelecehan seksual anak," kata Johansson.
"Laporan sukarela tidak lagi cukup," tambahnya.
Dalam aturan Uni Eropa saat ini, jaringan media sosial serta layanan surat dan pesan seperti Facebook dan Google memiliki pilihan untuk menindaklanjuti pelanggaran atau tidak.
Johansson mengatakan perang melawan pelecehan anak di bawah umur harus dikoordinasikan dengan lebih baik dan pusat spesialis Eropa diperlukan untuk meningkatkan pencegahan, penegakan hukum dan dukungan korban.[]
Share: