
Gambar wajah Donald Trump. | Foto: pixy.org
Gambar wajah Donald Trump. | Foto: pixy.org
Cyberthreat.id – Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenalkan platform media sosialnya yang bernama Truth Social pada Rabu (20 Oktober 2021).
Aplikasi tersebut saat ini berstatus pre-order di App Store, toko aplikasi Apple, tapi belum tersedia di Google Play Store. Dilihat dari penampilannya, Truth Social cenderung meniru Twitter, platform kesukaan Trump selama ini, tulis Mashable.
Trump mengatakan, Truth Social dirilis untuk melawan tirani “Big Tech”, julukan lima raksasa perusahaan teknologi, yaitu Apple, Microsoft, Google, Amazon.com, dan Facebook.
“Saya menciptakan Truth Social dan TMGT (Trump Media and Technology Group) untuk melawan tirani Big Tech,” ujar Trump dalam siaran persnya, dikutip dari CNET, diakses Kamis (21 Oktober 2021).
Tangkapan layar Truth Social di App Store.
Dalam pernyataannya itu, ia menyebut diri sebagai “Presiden Amerika Favorit Anda” telah dibungkam, padahal “Kita hidup di dunia, di mana Taliban hadir di Twitter,” ujarnya.
“Saya senang untuk segera membagikan pemikiran saya tentang Truth Social dan melawan Big Tech,” Trump menambahkan.
Truth Social bakal memulai versi beta terbatas pada November 2021 dan diperkirakan diperluas pada kuartal pertama 2022.
Selain itu, TMTG juga bermaksud untuk meluncurkan layanan video on demand berlangganan yang disebut "TMTG+”, yang menampilkan "program hiburan".
Sejak kerusuhan di Capitol, gedung parlemen AS, pada 6 Januari lalu oleh pendukung Trump, sejumlah perusahaan media sosial memblokir Trump. Twitter paling cepat melarang Trump pada 8 Januari dengan argumen “karena risiko hasutan kekerasan lebih lanjut”.
Sejak itu diikuti dengan platform lain seperti Facebook, Instagram, Snapchat, Google, Apple, dan Amazon. (Baca: Malangnya Donald Trump, Ramai-ramai Platform Medsos Menolaknya)
Trump sempat merilis blog pribadinya pada Mei lalu, tapi menutupnya kembali sebulan kemudian. Sejak pelarangan di medsos, Trump juga telah menggugat Facebook dan Twitter.
Awal Oktober, Trump meminta pengadilan untuk memberikan perintah awal agar akunnya di Twitter dikembalikan.[]
Share: