IND | ENG
Dengar Kesaksian Pembocor 'Facebook Files', Senator AS: Mark Zuckerberg Seharusnya Bercermin

Mantan manajer Facebook Frances Haugen, bersaksi di hadapan Senat AS, Selasa (5 Oktober 2021) | Sumber: Tangkapan layar Youtube

Dengar Kesaksian Pembocor 'Facebook Files', Senator AS: Mark Zuckerberg Seharusnya Bercermin
Yuswardi A. Suud Diposting : Selasa, 05 Oktober 2021 - 21:41 WIB

Cyberthreat.id - Mantan manajer Facebook yang membocorkan dokumen perusahaan, Frances Haugen, hari ini (5 Oktober 2021) memberi kesaksian di depan anggota Kongres Amerika Serikat.

Dalam pernyataan pembukaan kepada subkomite Senat Perdagangan, ketua Senator Richard Blumenthal, seorang Demokrat, mengatakan bahwa Facebook tahu bahwa produknya membuat ketagihan, seperti rokok.

"Teknologi sekarang menghadapi moment of truth yang mencengangkan," katanya seperti dilaporkan Reuters.

Dia meminta CEO Facebook Mark Zuckerberg untuk bersaksi di depan komite, dan Komisi Sekuritas dan Bursa dan Komisi Perdagangan Federal untuk menyelidiki perusahaan media sosial.

"Anak-anak kita yang menjadi korban. Remaja hari ini yang bercermin merasa ragu dan tidak aman. Mark Zuckerberg seharusnya melihat dirinya sendiri di cermin," kata Blumenthal, menambahkan bahwa Zuckerberg malah pergi berlayar.

Di era ketika bipartisan jarang terjadi di Capitol Hill, anggota parlemen di kedua kubu (Demokrat dan Republikan) sepakat tentang perlunya perubahan besar di Facebook.

Republikan teratas di subkomite, Marsha Blackburn, mengatakan bahwa Facebook menutup mata terhadap anak-anak di bawah usia 13 tahun di situsnya.

"Jelas bahwa Facebook memprioritaskan keuntungan di atas keamanan anak-anak dan semua pengguna," ujarnya.

Juru bicara Facebook Kevin McAlister mengatakan dalam email menjelang sidang bahwa perusahaan melihat melindungi komunitasnya lebih penting daripada memaksimalkan keuntungan dan mengatakan tidak akurat bahwa penelitian internal yang bocor menunjukkan bahwa Instagram "beracun" untuk gadis remaja.

Frances Haugen, mantan manajer produk di tim misinformasi sipil Facebook, mengatakan perusahaan merahasiakan algoritma dan operasinya.

"Inti dari masalah ini adalah bahwa tidak ada yang bisa memahami pilihan destruktif Facebook lebih baik dari Facebook, karena hanya Facebook yang bisa melihat," kataJournalJournalnya dalam kesaksian tertulis yang disiapkan untuk sidang.

“Titik awal yang penting untuk regulasi yang efektif adalah transparansi,” katanya dalam kesaksian yang akan disampaikan kepada subkomite.Journal

"Di atas fondasi ini, kami dapat membangun aturan dan standar yang masuk akal untuk mengatasi kerugian konsumen, konten ilegal, perlindungan data, praktik anti persaingan, sistem algoritme, dan banyak lagi."

Haugen mengungkapkan bahwa dialah yang memberikan dokumen yang digunakan dalam investigasi Wall Street Journal dan sidang Senat tentang bahaya Instagram terhadap gadis remaja.

Laporan Journal menunjukkan perusahaan berkontribusi pada peningkatan polarisasi online ketika membuat perubahan pada algoritme kontennya; gagal mengambil langkah-langkah untuk mengurangi keraguan terhadap vaksin; dan sadar bahwa Instagram merugikan kesehatan mental remaja putri.

Haugen mengatakan Facebook juga tidak banyak berbuat untuk mencegah situsnya digunakan oleh orang-orang yang merencanakan kekerasan.

Facebook digunakan oleh orang-orang yang merencanakan pembunuhan massal di Myanmar dan serangan 6 Januari di Capitol AS oleh para pendukung Presiden Donald Trump yang bertekad  membatalkan hasil pemilu 2020.[]

#facebookfiles   #instagram   #hatespeech   #ujarankebencian   #FrancesHaugen

Share:




BACA JUGA
Meta Luncurkan Enkripsi End-to-End Default untuk Chats dan Calls di Messenger
Perlindungan Data Pribadi, Meta Luncurkan Facebook dan Instagram Bebas Iklan di Eropa
Meta Selipkan Kata Teroris pada Pengguna Instagram Palestina, Bias Digital?
Menkominfo Ancam Laporkan Facebook dan Instagram ke Polisi Jika Tak Bersihkan Konten Judi
Instagram Threads Dihentikan di Eropa karena Masalah Privasi