
Ilustrasi | Foto: Freepik.com
Ilustrasi | Foto: Freepik.com
Jakarta, Cyberthreat.id – Akhir bulan ini, Jakarta menggelar Global Blockchain Summit (GBS) yang dihadiri sekitari 1.800 peserta dari dalam negeri dan luar negeri. Apa efeknya bagi Indonesia?
Pendiri Blockchain Center of Execellence & Education (BCEE), Vincent Choy, menjelaskan, penyelenggaran GBS di Indonesia akan membawa manfaat bagi Indonesia di era Industri 4.0. Pasalnya, teknologi blockchain dan penerapannya sangat berpotensi mengubah pola kerja perusahaan maupun lembaga pemerintah.
"Teknologi ini menghadirkan paradigma baru bagi dunia bisnis. Secara khusus bagi Indonesia yang tengah mengupayakan strategi pengembangan industri 4.0. Dengan blockchain perkembangan bisnis dan pembangunan secara umum dapat melakukan lompatan teknologi untuk mempercepat pencapaian target," ujar Vincent yang juga merupakan CEO D’Ledgers Consultants, Singapura seperti dikutip dari Antaranews.com, yang diakses Rabu (10 Juli 2019).
GBS diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama Blockchain Center of Execellence & Education (BCEE). Acara bakal diadakan di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, 29-30 Juli 2019.
Perwakilan BCEE Indonesia, Tubagus Mansyur Amin, menambahkan, Indonesia adalah salah satu negara dengan pertumbuhan pengguna internet tercepat di dunia. Tingkat pertumbuhannya tiga kali lebih cepat dibandingkan rata-rata pertumbuhan global pada 2017.
Dia memprediksi pertumbuhan tersebut akan meningkat dua kali lipat pada 2023. Tingkat pertumbuhan cepat pengguna internet tersebut akan mempercepat perubahan wajah Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.
"Teknologi digital berada di pusat perubahan tersebut dalam beberapa tahun ke depan. Event ini diharapkan menjadi katalisator pemanfaatan teknologi di Tanah Air agar Indonesia tidak tertinggal dalam perkembangan pembangunan," ujar Tubagus.
Share: