Cyberthreat.id – Seorang seniman dan programmer asal Australia, Geoffrey Huntley, membuat situs web yang memungkinkan siapa saja bisa mengunduh “setiap NFT” (non-fungible token) di buku besar blockchain Ethereum.

Yang dibuat Huntley tak ubahnya Pirate Bay, situs web pembajakan perangkat lunak dan film yang terkenal di internet. Ia membuat situs web pembajakan untuk barang-barang yang “disertifikasi” oleh NFT.

NFT ialah token digital yang dipakai untuk membuktikan kepemilikan barang digital, biasanya dipakai untuk barang-barang seni digital. Token atau mata uang digital ini tidak dapat dipertukarkan dan bersifat unik yang terkait dengan koleksi digital seperti JPEG.

Huntley, menurut BBC, diakses Senin (22 November 2021), membuat NFT Bay karena ingin menunjukkan kepada orang-orang apa yang bisa mereka beli.

Tujuan NFT Bay dibuat untuk menawarkan semua NFT dari Ethereum dan Solana, dua jenis jaringan mata uang kripto (cryptocurrency), dalam file berukuran 17 gigabita. Juga sebagai kritik terhadap NFT, bahwa siapa saja bisa mengakses, mengunduh, dan menyalin karya seni digital yang dilampirkan pada “token of ownership”.

"Seni NFT saat ini tidak lebih dari petunjuk tentang cara mengakses atau mengunduh gambar. Gambar tidak disimpan di blockchain," kata Huntley. Ia percaya ada masa depan untuk NFT, tetapi dia tidak berpikir hal itu membutuhkan blockchain.

Dikutip dari Motherboard, portal berita teknologi milik Vice, komunitas NFT telah memicu perang budaya antara penggemar NFT dan "klik kanan"—orang-orang yang mengejek kolektor NFT dengan mengklik kanan pada JPEG, lalu menyimpannya.

Huntley mengatakan bahwa dia menganggap situs webnya sebagai “proyek seni”. Ia terinspirasi oleh seni komunitas LGBTQ Australia pada 1990-an, khususnya karya musisi dan aktivis Pauline Pantsdown.

“Pada dasarnya, saya berharap melalui http://thenftbay.org orang belajar memahami apa yang dibeli orang saat membeli seni NFT,” katanya.

Unduhan NFT Bay berisi gambar karya seni NFT, tapi tidak mengandung token digital apa pun yang "membuktikan kepemilikan".

Huntley berharap situs webnya bisa sebagai referensi bahwa "generasi masa depan dapat mempelajari generasi ini dari tren gelembung keuangan.[]