
Ilustrasi via CGTN.com
Ilustrasi via CGTN.com
Cyberthreat.id - Keputusan organisasi sepak bola Inggris melakukan boikot empat hari terhadap media sosial mendapat dukungan luas. Terbaru, induk sepakbola dunia FIFA dan konfederasi sepakbola Eropa UEFA mengatakan akan bergabung dengan para pemain, klub, dan organisasi sebagai bentuk protes terhadap maraknya pelecehan online.
Boikot juga akan diikuti oleh klub kriket dan rugby Inggris, dan Asosiasi Tenis Lawn Inggris. Tindakan ini sebagai bagian dari upaya menekan media sosial semacam Twitter dan Facebook (yang juga memiliki Instagram), untuk berbuat lebih banyak dalam memerangi pelecehan berbau rasis di platform mereka.
“FIFA mendukung inisiatif dari sepak bola Inggris untuk melawan diskriminasi dan pelecehan ofensif lainnya di media sosial,” kata badan sepak bola dunia itu dalam sebuah pernyataan seperti dilaporkan Associted Press, Kamis (29 April 2021).
“Ini tidak memiliki tempat dalam sepak bola atau masyarakat secara umum dan kami sangat mengutuknya. Kami percaya bahwa pihak berwenang dan perusahaan media sosial harus mengambil langkah nyata dan efektif untuk mengakhiri praktik-praktik yang menjijikkan ini karena praktik ini semakin buruk sepanjang waktu dan sesuatu perlu dilakukan - dan dilakukan dengan cepat - untuk menghentikannya," tambah FIFA.
Aksi boikot media sosial akan dimulai pada Jumat sore hingga Senin malam.
Sebagian besar pelecehan rasis dikirim ke pemain dari akun anonim. Twitter dan Facebook hanya akan memberikan komentar dari juru bicara yang tidak disebutkan namanya ketika dimintai wawancara untuk membahas boikot.
Institusi penyiaran juga mengambil bagian dalam boikot termasuk Sky Sports milik Comcast dan BT Sport, yang menayangkan pertandingan Liga Premier di Inggris dan biasanya akan menampilkan klip gol di media sosial.
Protes tersebut berarti UEFA tidak akan memposting tentang semifinal Liga Champions Wanita pada hari Minggu.
Juara tujuh kali Formula Satu Lewis Hamilton, satu-satunya pembalap kulit hitam di F1, meminta induk organisasi olahraganya untuk bergabung dalam boikot itu.
“Saya sangat bangga mendengar ada begitu banyak organisasi yang terlibat. Saya tidak yakin mengapa Formula Satu tidak menjadi bagian dari itu," kata pembalap Inggris itu pada Kamis menjelang Grand Prix Portugis akhir pekan ini.
“Saya percaya bahwa perusahaan media sosial perlu berbuat lebih banyak. Ada algoritma, ada hal-hal yang dapat mereka lihat, mereka dapat mengambil langkah-langkah untuk membantu dan menciptakan lebih banyak masyarakat anti-rasis. Itulah yang benar-benar harus kami dorong," tambah Lewis.
Presiden UEFA Aleksander Čeferin menggunakan pidato pekan lalu kepada 55 federasi anggota yang mendesak orang-orang di sepak bola Eropa untuk membuat keluhan resmi tentang "tweet atau pesan yang tidak dapat diterima."
"Kami sudah muak dengan para pengecut yang bersembunyi di balik anonimitas mereka untuk memuntahkan ideologi berbahaya mereka," kata Čeferin pekan lalu di Montreux, Swiss.
UEFA juga telah bertindak dalam kasus pelecehan online ketika para pemain mengkritik ofisial pertandingan. Neymar dan Serge Aurier sama-sama absen di pertandingan Liga Champions dalam beberapa musim terakhir karena komentar ofensif tentang wasit di media sosial.
Kampanye Inggris akhir pekan ini mengikuti klub Inggris Rangers, Birmingham dan Swansea menutup media sosial mereka selama beberapa hari.
Mantan pemain depan Prancis dan Arsenal Thierry Henry juga menutup akun media sosialnya untuk memprotes rasisme dan intimidasi.
Pejabat sepak bola Inggris telah mendesak pemerintah Inggris untuk memberlakukan undang-undang yang membuat perusahaan media sosial lebih bertanggung jawab atas apa yang muncul di platform mereka.[]
Share: