IND | ENG
Tiga Pendekatan Twitter untuk Atasi Kekerasan Gender KBGO di Platformnya

Direktur Kebijakan Publik dan Filantrofi Twitter Indonesia dan Malaysia, Agung Yudha.

Tiga Pendekatan Twitter untuk Atasi Kekerasan Gender KBGO di Platformnya
Oktarina Paramitha Sandy Diposting : Kamis, 11 Maret 2021 - 10:00 WIB

Cyberthreat.id – Twitter mengungkap tiga pendekatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) di platformnya.

Direktur Kebijakan Publik dan Filantrofi Twitter Indonesia dan Malaysia, Agung Yudha, mengatakan tiga pendekatan itu adalah dari sisi aturan dan kebijakan, pendekatan pengembangan produk, dan dari sisi literasi.

Menurut Agung, Twitter memiliki aturan yang jelas soal KBGO. Misalnya, tindakan nonkonsensual diterjemahkan sangat luas, termasuk apa yang disebut ripe crapshoot.

“Misalnya kadang kadang ada kasus pengguna yang posting foto di dalam dari bawah tangga yang orang yang difoto tidak mengetahuinya, dan kami menemukan foto itu, maka foto itu termasuk pelanggaran di Twitter,” kata Agung dalam diskusi virtual berjudul “Lawan KBGO, Dorong Masyarakat Tingkatkan Peran Aparat Penegak Hukum” yang diadakan oleh Awas KBGO, Rabu (10 Maret 2021).

Selain itu, untuk konsep privasi Twitter, apapun yang dimaknai sebagai informasi privat atau visual private dari koleksi pengguna bisa dilaporkan oleh penggunanya jika terjadi pelanggaran, tanpa harus konten tersebut mengandung adegan intim.

“Misalnya ada pengguna tidak terima karena ada fotonya diposting orang lain, dia bisa melaporkannya. Dan jika foto itu diambil dalam lokasi yang diambil dalam sebuah konteks yang privat, pengguna dapat mengajukan hal tersebut sebagai pelanggaran privasi,” kata Agung.

Dari sisi fiturnya, Twitter menyediakan beberapa mekanisme pelaporan bagi pengguna dan lembaga penegak hukum. Khusus untuk KBGO, selain ada formulir online maupun drop down menu terkait dengan privasi, ada beberapa fitur pelaporan kekerasan yang dapat  bisa dipilih sub direkorinya sesuai dengan jenis kasus kekerasan yang dialami.

Twitter juga memiliki fitur peleporan yang dikhususkan untuk  kasus eksploitasi seksual anak-anak. Setiap laporan yang masuk langsung diteruskan ke entitas terkait perlindungan anak dan lembaga penegak hukum di negara masing masing.

“Kami akan selalu standby untuk menyediakan informasi jika dibutuhkan oleh aparat penegak hukum untuk menyelesaikan masalah eksploitasi seksual anak-anak ini.”

Agung menambahkan, di Indonesia, Twitter juga bekerjasama dengan Komnas Perempuan dan LBH Apik untuk membantu korban KBGO. Caranya, ketika ada pengguna mencari kata kunci KBGO, secara otomatis algoritma Twitter akan mengarahkan pengguna ke dua entitas tersebut untuk membantu para korban yang mencari informasi terkait KBGO.

Terkait literasi, kata Agung, hal itu menjadi tersendiri karena agak sulit dilakukan mengingat pengguna malas membaca aturan kebijakan Twitter. Saat ini, kata dia, Twitter sedang menjajaki kerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk membuat panduan berselancar di Twitter bagi anak-anak SMP. Twitter juga berharap dapat bekerjasama dengan lembaga lainnya untuk meliterasi pengguna tentang dampak dan bahaya KBGO, khususnya di kalangan perempuan dan anak.

“Karena kalau dari usia pengguna minimum di Twitter kan masuknya di siswa SMP, mulai dari 13 tahun. Saat ini masih proses dan diharapkan bisa segera dilaksanakan,” kata Agung.[]

Editor: Yuswardi A. Suud

#pelecehanseksual   #kbgo   #pelecehanonline

Share:




BACA JUGA
Kekerasan Berbasis Gender Online Terus Intai Perempuan dan Anak
Tiga Situsweb Darknet yang Sebarkan Foto-foto Pelecehan Anak Ditutup
Video Asusila Mirip Artis Nagita Slavina, Komnas Perempuan: Banyak Perempuan Korban Morphing
8 Cara Lindungi Diri dari Kekerasan Seksual Online
Kasus Kekerasan Seksual Online Naik Drastis, Sebagian Besar Bermotif Balas Dendam