
Ilustrasi TikTok via Bloomberg
Ilustrasi TikTok via Bloomberg
Cyberthreat.id - Aplikasi video populer TikTok mengatakan telah mencapai kesepakatan dengan pihak berwenang Italia untuk memblokir semua pengguna yang menyebutkan usia mereka di bawah 13 tahun. Kesepakatakan itu dicapai setelah otoritas Italia mengusut kematian seorang gadis berusia 10 tahun yang disinyalir kehabisan nafas saat ikut tantangan yang disebut Blackout Challenge.
Blackout Challenge adalah tantangan yang memicu orang mencoba pingsan selama mungkin dengan membatasi aliran oksigen ke otak sambil merekamnya untuk diungggah ke aplikasi. Mereka yang mencobanya, umumnya akan mengikat sabuk, tali, atau sprei di lehernya supaya pingsan.
Dikenal juga dengan nama lain seperti Choking Game atau Fainting Game, Blackout Challenge menjadi tren sejak 2014 di aplikasi media sosial lain seperti Snapchat dan Instagram.
Jaksa di Palermo sedang menyelidiki kasus itu, yang menyebabkan peningkatan pengawasan terhadap penggunaan platform media sosial oleh anak-anak.
TikTok, yang dimiliki oleh perusahaan Cina ByteDance, pertama kali dikenal di Asia dan sekarang juga banyak dipakai oleh remaja di Barat. Aplikasi ini telah menjadi sangat populer di kalangan remaja di Italia selama pandemi COVID-19.
Seperti diberitakan Reuters, regulator Italia mengatakan TikTok telah setuju untuk memblokir semua akun di Italia mulai 9 Februari, dan hanya pengguna yang memberikan tanggal lahir yang menunjukkan bahwa mereka berusia setidaknya 13 tahun yang diizinkan memakai aplikasi itu.
Aturan main TikTok sendiri sebenarnya sudah membatasi aplikasinya hanya boleh digunakan oleh mereka yang berusia 13 tahun ke atas. Namun, aturan itu sering kali sulit ditegakkan lantaran sejumlah pengguna memalsukan usianya.
Alexandra Evans, kepala keamanan anak Tiktok di Eropa, mengatakan pihaknya juga akan memperkenalkan tombol baru di aplikasi untuk memungkinkan penggunanya melaporkan pengguna yang dicurigai berusia di bawah 13 tahun.
Regulator mengatakan TikTok juga telah setuju untuk mengevaluasi menggunakan kecerdasan buatan untuk mendeteksi akun di bawah umur.
Namun, TikTok harus membahasnya dengan otoritas privasi Irlandia, yang merupakan otoritas perlindungan data utama Uni Eropa untuk TikTok karena perusahaan tersebut memiliki kantor perwakilan Eropa di Irlandia.
Kematian karena Blackout Challenge
Dilansir dari Deutsche Welle, gadis kecil berusia 10 tahun itu meninggal di rumah sakit Palermo setelah ditemukan oleh adiknya yang berusia 5 tahun di kamar mandi dengan ponselnya.
Orang tuanya mengatakan dia mencoba berpartisipasi dalam Blackout Challenge di TikTok, dengan menempatkan sabuk di lehernya dan menahan nafas saat merekam dirinya sendiri menggunakan ponsel.
Ucapan duka dipajang di jalanan Palermo terkait kematian gadis kecil itu | Sumber: Facebook via 7news.com.au
Tributes to Antonella have already made it to the streets of Palermo. Credit:
"TikTok adalah dunianya. Dan YouTube. Begitulah cara dia menghabiskan waktu," kata ayah gadis cilik itu Angelo Sicomero.
Pada Desember 2020 lalu, pengawas perlindungan data Italia telah memberitahu TikTok tentang serangkaian pelanggaran, termasuk kurangnya transparansi dalam informasi yag diberikan kepada pengguna dan pengaturan otomatis yang diduga tidak menghormati privasi pengguna.
Pihah berwenang juga mengatakan TikTok kurang memperhatiakn perlindungan anak di bawah umur dan mengecam kemudahan yang diberikan kepada anak-anak untuk mendaftar di aplikasi itu.
"Jaringan sosial tidak bisa menjadi seperti hutan di mana segala sesuatu diperbolehkan,” kata Licia Ronzulli, presiden komisi parlemen Italia untuk perlindungan anak sepertii dikutip The Guardian.
Di Pakistan, baru-baru ini seorang pria berusia 18 tahun tewas ditabrak kereta api saat merekam dirinya berjalan di sepanjang rel untuk diunggah dia media sosial.
Menurut petugas penyelamat, teman-teman remaja itu mengatakan bahwa dia berpose untuk diunggah di TikTok dan akun media sosial lainnya.[]
Share: