
Akun Twitter Permadi Arya alias Abu Janda yang dilaporkan ke polisi.
Akun Twitter Permadi Arya alias Abu Janda yang dilaporkan ke polisi.
Cyberthreat.id - Pegiat media sosial yang mengaku pernah menjadi buzzer Jokowi pada Pilpres 2019 Permadi Arya alias Abu Janda telah diperiksa Bareskrim Polri pada Senin (1 Februari 2021). Polisi akan kembali memeriksanya dalam kasus lain pada Kamis, 4 Januari 2021.
Hal itu disampaikan Karo Penmas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono dalam konferensi pers yang ditayangkan lewat kanal Youtube Divisi Humas Polri, Selasa (2 Febbruari 2021).
Rusdi menjelaskan, pada Senin kemarin Abu Janda diperiksa terkait laporan nomor 56 yang melaporkan dugaan Abu Janda melakukan ujaran kebencian berbau SARA dan penistaan agama lewat pernyataannya di Twitter.
Laporan nomor 56 yang melaporkan akun Twitter @permadiaktivis1 milik Abu Janda
"Kemarin telah dilakukan pemeriksaan dan mendapat 50 pertanyaan. Kemarin selesai sekitar jam 10 malam. Pemeriksaan didasarkan pada LP nomor 56, terkait agama tertentu di Indonesia," kata Rusdi.
Sedangkan rencana memanggil kembali Abu Janda pada Kamis lusa, kata Rusdi, berdasarkan laporan nomor 52 menyangkut cuitannya yang dilaporkan bernada penghinaan rasial terhadap Natalius Pigai, mantan Komisioner Komnas HAM asal Papua.
Rusdi meminta masyarakat tidak perlu gaduh dan meminta masyrakat percaya saja sama polisi.
"Sehingga tidak perlu melakukan tindakan-tindakan yang kontraproduktif yang berujung terhadap kegaduhan. Yakini Polri akan menyelesaikan seluruh kasus-kasus yang dilaporkan secara profesional, akuntabel dan terbuka," kata Rusdi.
LP 52 yang dimaksud Rusdi merujuk pada laporan yang dilayangkan oleh Pengurus Pusat organisasi Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) pekan lalu.
"DPP KNPI resmi melaporkan Permadi Arya (Abu Janda) ke Mabes Polri. Insyaallah kebenaran akan menang. Doa dan dukungan seluruh rakyat Indonesia pasti akan menjadi berkah bagi KNPI," kata Ketua Umum DPP KNPI Haris Pertama lewat akun Twitter-nya sembari mengunggah foto bukti pelaporan.
Laporan nomor 52 yang melaporkan akun Twitter @permadiaktivis1 milik Abu Janda
Dalam surat tanda terima laporan dari Bareskrim, disebutkan Abu Janda dilaporkan dalam perkara,"Pencemaran nama baik melalui media elektronik, kebencian atau permusuhan individu dan/atau antar golongan (SARA)."
Sehari sebelumnya, Abu Janda sempat mengomentari rencana Haris melaporkan dirinya. Dia mengancam akan melaporkan balik Haris.
"Lihat saja kalau dia @harisknpi maen lapor-laporan, saya laporkan balik. Jangan samakan saya dengan Ambroncius Nababan, ya bang," tulis Abu Janda lewat akun @permadiaktivis1.
Menanggapi itu, Haris kembali mengatakan siap menghadapi risikonya.
"Jika memang saya harus ditangkap karena melawan orang rasis dan pemecah belah persatuan seperti ini maka saya ikhlas. Tapi saya dan seluruh rakyat Indonesia masih yakin POLRI akan menegakkan hukum yang adil dan menjaga persatuan di Indonesia," ujarnya.
Masalah ini bermula dari sebuah cuitan Abu Janda yang mengejek Natalius Pigai yang berasal dari Papua.
"Kau @NataliusPigai2 apa kapasitas kau? sudah selesai evolusi belom kau?” tulisnya.
Evolusi sering dikaitkan dengan teori yang dipopulerkan oleh Charles Darwin yang mengaitkan hubungan kekerabatan manusia dengan kera dari sisi faktor genetika. Orang awam kemudian memahaminya sebagai manusia purba berevolusi dari kera.
Menurut Haris, apa yang dilakukan Abu Janda sudah bertentangan dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, karena tidak menghargai perbedaan suku, agama ras dan antargolongan (SARA).
"Polri sebagai aparat penegak hukum jangan ragu untuk melakukan penegakan hukum terhadap kasus ini secara cepat dan tegas," ujarnya.
Haris menyayangkan pernyataan bernada rasis itu justru dilontarkan oleh sekelompok orang yang kerap mengaku membela NKRI dan Pancasila. Seperti diketahui, Abu Janda adalah salah satu pendukung garis keras pemerintahan Jokowi. Sementara Pigai, kerap melontarkan kritikan terhadap pemerintah.
"Meski berbeda dukungan politik, tidak pantas melontarkan kata-kata rasis. Orang semacam Abu Janda harus segera ditangkap. Ini juga merusak citra pemerintah Jokowi," tegasnya.
Sebelumnya, pada Rabu kemarin (27 Januari 2021), Polri telah menahan Ambroncius Nababan yang dikenal sebagai Ketua Umum Relawan Pro Jokowi-Amin (Projamin). Dia ditetapkan sebagai tersangka akibat postingannya di Facebook yang diduga mengandung ujaran rasisme terhadap tokoh Natalius Pigai lantaran menyandingkan foto Pigai dengan gorilla, lalu memberi caption bernada menghina. (Baca: Polri Tahan Relawan Jokowi Ambroncius Nababan karena Unggahan Facebook).
Pigai sendiri kepada wartawan mengatakan isu-isu rasial memang kerap disuarakan kepada orang Papua. Dalam pandangan Pigai, negara melakukan kekerasan berbasis kebencian rasial di tanah kelahirannya.
"Orang Papua tidak akan pernah bisa hidup nyaman dengan bangsa rasialis. Jakarta harus buka kran demokrasi dengan Rakyat Papua. Kalau tidak maka saya khawatir instabilitas bisa terjadi karena konflik rasial di Papua. Saya orang pembela kemanusiaan berkewajiban moral untuk ingatkan," kata Pigai dikutip dari CNNIndonesia.com.[]
Editor: Yuswardi A. Suud
Share: