IND | ENG
Mengapa WhatsApp Menunda Penerapan Kebijakan Privasi Terbarunya?

WhatsApp | Foto: Freepik.com

Mengapa WhatsApp Menunda Penerapan Kebijakan Privasi Terbarunya?
Tenri Gobel Diposting : Minggu, 17 Januari 2021 - 16:03 WIB

Cyberthreat.id – Penyedia aplikasi pesan daring, WhatsApp, menunda penerapan kebijakan privasi barunya hingga 15 Mei 2021. Dengan begitu, pengguna diberi waktu untuk meninjau kebijakan baru itu. Mengapa WhatsApp menunda penerapan kebijakan privasi barunya?

Dikutip dari IndianExpress, Minggu (17 Januari 2021) sejak pengumuman pertamanya pada awal Januari lalu, muncul kebingungan dengan pernyataan berbagi data dari anak perusahaan Facebook itu—di sisi lain, Facebook juga mulai diragukan dalam mengelola data penggunanya di seluruh dunia.

Kebingungan itu terkait dengan: apakah perusahaan Facebook akan dapat mengakses pesan pengguna WhatsApp?

Perasaan bimbang para penggunanya itu muncul lantaran kalimat yang dipakai WhatsApp dalam kebijakan privasinya sulit dipahami, tidak menjelaskan bagaimana perubahan akan diterapkan di dunia nyata. Apakah pengguna yang tidak setuju benar-benar harus menghapus akunnya?

Apa yang terjadi sekarang?

Tidak ada yang berubah dalam kebijakan privasi barunya itu setelah WhatsApp menunda waktu penerapan. Namun, WhatsApp mengklarifikasi bahwa pihaknya tidak mengubah apa pun dalam hal perpesanan pribadi.

Yang ditegaskan perusahaan adalah kebijakan baru itu hanya berkaitan dengan akun bisnis.

Penundaan penerapan kebijakan privasi hingga 15 Mei itu untuk memberi waktu agar pengguna dapat membaca, menginternalisasi, dan menerima kebijakan dan perubahannya.

WhatsApp pun menegaskan dalam postingan terbarunya bahwa “pengguna tidak perlu khawatir”.

WhatsApp dibangun di atas ide sederhana: apa yang Anda bagikan dengan teman dan keluarga tetap berada di antara Anda. Artinya, kami akan selalu melindungi percakapan pribadi Anda dengan enkripsi ujung ke ujung, sehingga WhatsApp maupun Facebook tidak dapat melihat pesan pribadi ini. Itulah sebabnya kami tidak menyimpan catatan tentang siapa yang mengirim pesan atau menelepon setiap orang," tulis WhatsApp.

"Kami juga tidak dapat melihat lokasi yang Anda bagikan dan kami tidak membagikan kontak Anda dengan Facebook,” WhatsApp menambahkan.

Akankah pengumuman terbaru ini mencegah eksodus pengguna?

Sampai batas tertentu, ya. Akan tetapi, dampaknya terlihat telah terjadi sebelum pengumuman terjadi. Pasalnya, apa yang dilakukan WhatsApp dengan kebijakan privasi barunya adalah mengingatkan pengguna bagaimana hubungan Facebook dengan WhatsApp, yang sejauh ini tidak dianggap serius oleh banyak orang.

Sementara jejak Facebook terkait perlindungan privasi pengguna tidak terlalu bagus mengingat kasus Cambridge Analytica pada 2018. Hal ini yang menjadi catatan dan kebimbangan pengguna.

Imbas eksodus pun membuat saingan WhatsApp seperti Signal dan Telegram naik daun. Kedua layanan perpesanan ini pun tampaknya berjuang untuk menangani masuknya pengguna baru, seperti Signal yang sempat mengalami gangguan pada Jumat lalu.

WhatsApp tampaknya memainkan “efek jaringan” atau kondisi di mana aplikasi digunakan oleh banyak orang. Dengan penundaan tersebut, pengguna yang tidak berpindah dari WhatsApp masih bisa mengobrol dan menggunakan aplikasi.

Pada 15 Januari, WhatsApp menegaskan perubahan kebijakan privasinya itu berpengaruh pada akun bisnis yang menggunakan WhatsApp Business API dan memilih provider hosting di luar WhatsApp.[] (Baca: WhatsApp Menyerah, Tunda Sementara Kebijakan Privasi Baru terkait Upaya Cari Duit)

Redaktur: Andi Nugroho

#telegram   #whatsapp   #enkripsiend-to-end   #perlindungandatapribadi   #mediasosial

Share:




BACA JUGA
Dicecar Parlemen Soal Perlindungan Anak, Mark Facebook Minta Maaf
Meta Digugat, Dinilai Tak Mampu Lindungi Anak dari Predator Seksual
Meta Luncurkan Enkripsi End-to-End Default untuk Chats dan Calls di Messenger
Lindungi Percakapan Sensitif, WhatsApp Luncurkan Fitur Secret Code
Gunakan Bot Telekopye Telegram, Penjahat Siber Membuat Phishing Scams Skala Besar