
Logo Telegram | Foto: Freepik.com
Logo Telegram | Foto: Freepik.com
Cyberthreat.id – Perusahaan media sosial Telegram mengumumkan bahwa selama tiga hari terakhir (Minggu-Selasa, 10-12 Januari 2021) penggunan aplikasinya mengalami lonjakan yang begitu drastis.
Pada pekan pertama Januari 2021, Telegram telah melewati 500 juta pengguna aktif. “Selama 72 jam terakhir, lebih dari 25 juta pengguna baru di dunia bergabung ke Telegram,” tutur Telegram dalam layanan notifikasnya, Rabu (13 Januari).
CEO Telegram Pavel Durov mengatakan, pengguna baru tersebut datang dari seluruh dunia, tertinggi dari Asia yang memberi kontribusi 38 persen. Lalu, pengguna Eropa 27 persen, Amerika Latin 21 persen, dan Timur Tengah dan Afrika Utara 8 persen.
“Ini peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun lalu, ketika 1,5 juta pengguna baru mendaftar setiap hari. Kami pernah mengalami lonjakan unduhan sebelumnya, sepanjang sejarah 7 tahun kami dalam melindungi privasi pengguna. Tapi, kali ini berbeda,” tutur Durov di saluran Telegram-nya, Selasa (12 Januari) yang memiliki pengikut lebih dari 490.000 pengguna.
Sejak WhatsApp mengumumkan “Ketentuan” dan “Kebijakan Privasi” terbarunya pada 6 Januari lalu, banyak penggunanya yang menyesalkan dan memilih untuk migrasi ke aplikasi pesan daring lainnya.
Telegram dan Signal, dua pesaing kuatnya, seketika mengalami lonjakan. Bahkan, CEO Tesla Elon Musk merekomendasikan pengikutnya di Twitter untuk memakai Signal.
Lebih dari 100.000 pengguna menginstal Signal dari toko aplikasi Apple dan Google dalam dua hari (6-7 Januari 2021), sedangkan Telegram memperoleh hampir 2,2 juta unduhan, menurut perusahaan analisis data Sensor Tower.
Dengan setengah miliar pengguna aktif dan pertumbuhan yang kian cepat, "Telegram telah menjadi tempat perlindungan terbesar bagi mereka yang mencari platform komunikasi yang berkomitmen pada privasi dan keamanan,” tutur Durov.
“Kami mengambil tanggung jawab tersebut dengan sangat serius. Kami tidak akan mencewakan Anda.”[]
Share: