
Tangkapan layar aplikasi Signal dari Google Play Store. | Foto: Cyberthreat.id/Andi Nugroho
Tangkapan layar aplikasi Signal dari Google Play Store. | Foto: Cyberthreat.id/Andi Nugroho
Cyberthreat.id – Selama pekan lalu, aplikasi pesan daring Signal terus mengalami kenaikan pengguna. Dalam catatan perusahaan analisis aplikasi, Sensor Tower, selama dua hari (6-7 Januari 2021), unduhan Signal lebih dari 100.000 kali.
Lonjakan itu karena terpengaruh pengumuman WhatsApp terkait kebijakan privasi terbarunya yang mulai diberlakukan pada 8 Februari mendatang.
Intinya, WhatsApp memaksa agar pengguna setuju bahwa datanya akan dibagikan kepada induk perusahaannya, Facebook dan grup perusahaan lain. Jika tak setuju, pengguna diberi pilihan untuk menghapus akun alias tak memakai WhatsApp lagi.
Saat ramai pengumuman itu, salah satu orang terkaya sejagat juga CEO Tesla, Elon Musk, merekomendasikan Signal sebagai tempat migrasi pengguna yang tak setuju dengan WhatsApp.
Seperti apa cara kerja Signal dan bagaimana keamanannya sehingga seorang Elon Musk merekomendasikannya?
Cyberthreat.id mencoba mengunduh Signal dari ponsel iPhone. Saat memulai, Signal menyertakan tautan ke “Syarat & Kebijakan Privasi”. Dalam kebijakan privasinya, data yang diberikan pengguna ke Signal antara lain:
Berbagi data ke pihak ketiga
Signal juga membagikan informasi pengguna kepada pihak ketiga. Memang, perusahaan tak menjelaskan secara pasti, informasi apa yang dibagikan kepada pihak ketiga. Namun, jika membaca kebijakan privasi di platformnya, kemungkinan yang diberikan adalah nomor ponsel.
"Penyedia pihak ketiga kami mengirimkan kode verifikasi ke nomor telepon Anda saat Anda mendaftar ke layanan kami," tulis Signal dalam situs webnya yang diakses Minggu (10 Januari 2021).
Selain ke pihak ketiga itu, Signal mengklaim membagikannya kepada pemerintah untuk proses hukum dan aparat penegak hukum ketika ada penyelidikan pelanggaran. Sejauh ini, belum jelas data seperti apa yang dibagikan tersebut.
Namun, dalam ketentuannya bagian privasi data pengguna, Signal mengklaim tidak menjual, menyewakan, atau memonetisasi data atau konten pribadi pengguna dengan cara apa pun—selamanya.
Setelah membaca syarat dan kebijakannya maka klik “Lanjutkan”.
Signal lantas meminta akses kontak. Ini diklaim untuk mencari pengguna yang kemungkinan menggunakan Signal. Perusahaan mengklaim tidak menyimpan kontak-kontak ini pada server-nya.
Izin kedua yang diminta yakni mengirimi pemberitahuan. Setelah memberi izin, Signal meminta nomor ponsel dan meminta kode OTP 6 digit yang dikirim melalui SMS.
Setelah itu, pengguna diminta memasukkan nama depan dan belakang serta foto profil (opsional). Permintaan data ini pun sesuai dengan kebijakannya yakni nomor ponsel serta nama dan foto profil.
Kemudian, pengguna diminta mengatur PIN angka atau huruf (bisa pilih salah satu).
Desain tampilan
Tampilan awal Signal polos berlatar putih, tetapi aplikasi juga menawarkan mode gelap, sama halnya dengan WhatsApp.
Secara desain, Signal jauh berbeda dengan WhatsApp. Pengguna WhatsApp bisa memunculkan informasi singkat tentang dirinya atau dikenal dengan status di profilnya, Signal tidak.
Untuk status "aktif/online" atau kapan terakhir online pun Signal tidak menyediakannya. Berbeda dengan WhatsApp dan Telegram yang memungkinkan itu terlihat.
Namun, Signal cenderung lebih mirip dengan Telegram dalam hal tidak menyediakan fitur “status” atau “bio profil” layaknya WhatsApp. Yang dapat dilakukan pengguna hanyalah mengisikan nama dan foto.
Sementara, baik Signal, WhatsApp, maupun Telegram sama-sama memudahkan penggunanya mengetahui bahwa pesan yang dikirim telah diterima atau dibaca.
Tidak ada hapus pesan
Di Signal segala jenis obrolan dapat disembunyikan baik tanda telah diterima mapun dibaca. Untuk mengaktifkannya atau menonaktifkannya hanya perlu mengklik ikon profil di kiri atas, lalu masuk ke “Privasi” dan menggeser sakelar "Pesan terbaca diterima".
Saat Cyberthreat.id mencobanya, ternyata tidak bisa menampilkan waktu bahwa pesan itu dibacanya kapan, seperti WhatsApp.
Fitur terbaca dan diterima akan bisa terlihat jika pengguna sama-sama mengaktifkan fitur tersebut. Jika hanya salah satunya saja yang mengaktifkan, tandanya tidak akan berubah menjadi lingkaran penuh; dengan selipan tanda centang dua jika pesan itu terbaca.
Dari segi pesan, ketika pesan terkirim, Signal tidak memungkinkan pengguna untuk mengurungkan pesan atau menghapus pesan setelah beberapa waktu dikirim seperti di WhatsApp dan Telegram.
Signal tidak memungkinkan upaya menghapus agar pesan itu tidak terlihat lagi atau pesan jadi tidak sampai ke lawan bicara.
Blokir kontak
Fitur yang sekiranya sama dengan WhatsApp antara lain blokir kontak, kunci layar dengan sidik jari, setelan batas waktu kunci layar, dan mengatur PIN. Hanya, pada PIN tidak mengisyaratkan bahwa itu bagian dari verifikasi dua langkah (2FA), berbeda dengan WhatsApp yang mengisyaratkan PIN sebagai 2FA.
Grup obrolan
Dari segi fitur membuat grup obrolan, Signal juga memungkinkan membuat grup obrolan dengan kapasitas lebih besar dari WhatsApp yakni maksimal 1.000 partisipan—WhatsApp hanya menampung 256 partisipan.
Namun, dari segi kapasitas video call grup dan panggilan grup, Signal kalah dari WhatsApp. Signal terbatas hingga 5 orang, masih jauh lebih banyak WhatsApp yakni 8 orang secara bersamaan.
Terenkripsi E2E
Segala jenis panggilan hingga percakapan di Signal diklaim terlindungi teknologi enkripsi end-to-end (E2E). E2E ini memungkinkan hanya pengguna dan penerima pesan yang dapat membaca atau mendengarkan pesan; orang lain tidak dapat menyusup bahkan perusahaan aplikasi itu sendiri.
Signal merupakan pelopor dalam enkripsi E2E ini, bahkan protokol E2E yang digunakan Signal juga dipakai oleh WhatsApp, Messenger, Skype, dan Google Allo.
Pengguna pun dapat memeriksa kode verifikasi yang menjamin itu sama-sama dilindungi E2E dengan mengklik profil lawan bicara, lalu akan muncul kode angka serta kode bar yang dapat dicocokkan ke lawan bicara. Jika itu sama, percakapan 100 persen dilindungi E2E.
Hapus otomatis
Signal menyediakan fitur pesan menghilang atau terhapus secara otomatis dengan waktu yang ditentukan. Bedanya, WhatsApp memiliki waktu sepekan untuk menghapus pesan itu, Signal memiliki lima detik hingga tujuh hari. Ini hampir sama dengan fitur yang ada di “Obrolan Rahasia” miliknya Telegram yang bisa menghapus pesan dalam hitungan detik.
Berbagi file
Signal memberikan kemudahan penggunanya berbagi file dari gambar, video, audio, dan dokumen. Namun, tidak diketahui berapa batasannya. Signal tidak menyertakan informasi ini. Jika dibandingkan dengan aplikasi lain, Telegram adalah yang paling unggul yaitu sebesar 2 GB.
Jika dibandingkan dengan iMessage, aplikasi Signal di iPhone memiliki kemiripan secara desain. Misalnya, dari segi kemungkinan pengguna menambahkan emoji pada pesan yang dikirim, seperti memberikan reaksi terhadap pesannya dengan mengetuk lama pesan itu.
Namun, pada ikon-ikon menu di bagian atas mirip dengan WhatsApp yang terdapat nama, lalu di samping kanannya terdapat ikon video call dan telepon.
Begitu pula ikon di bawah tempat mengetik pesan, terdapat pilihan memakai stiker, ikon kamera, dan mikrofon—persis dengan WhatsApp.
Saat mengklik ikon stiker, tampilannya juga sama dengan yang ada di WhatsApp. Tetapi, pada saat mengklik ikon kamera, ada perbedaan dengan WhatsApp yakni tidak munculnya preview gambar terakhir di galeri, melainkan full kamera disertai ikon untuk mencari gambar dan mengambil gambar.
Untuk ikon mikrofon cara kerjanya juga mirip dengan WhatsApp, yakni menahan dengan lama dan jika ingin membatalkan bisa dengan menggeser ke kiri.
Signal juga bisa dibuka melalui aplikasi web atau desktop dengan menautkannya atau masuk menggunakan kode QR dan bisa dicek perangkat mana saja yang terhubung atau masuk dengan akun Anda melalui ponsel.
Secara keseluruhan, Signal memiliki fitur yang sangat sederhana.
Namun, keunggulan lainnya di versi Android, Signal bisa dijadikan sebagai aplikasi utama untuk menerima dan mengirim SMS/MMS. Hanya, SMS dan MMS ini tidak dienkripsi.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Share: