
Foto: Audible.com
Foto: Audible.com
Cyberthreat.id – Investor Parler juga pendukung pemikiran konservatif Dan Bongino mengecam keputusan Apple yang memblokir aplikasinya, Parler, di toko aplikasi, App Store.
Ia menyebut apa yang dilakukan Apple layaknya sebuah tindakan tiran.
“Para tiran teknologi di Apple telah menarik aplikasi dari App Store. Apple tidak berbeda dengan Partai Komunis China dalam preferensi mereka mengendalikan pemikiran totaliter,” tutur Bongino seperti dikutip dari TechCrunch, Minggu (10 Januari 2021).
“Saya bangga dengan orang-orang yang tersisa, yang mencintai kebebasan di negara hebat ini. Dan, saya malu, dan ngeri dengan totaliter teknologi yang telah mengendalikannya,” ia menambahkan.
Baca:
Bongino termasuk salah satu dari sejumlah orang yang didepak dari Twitter. Ia pun tidak ingin balik lagi ke Twitter. “Twitter yang butuh saya. Bukan saya yang butuh Twitter,” kata dia seperti dikutip dari The Wrap.
CEO Parler, John Matze, mengatakan, tak akan akan menyerah dengan tindakan Apple, Amazon, dan Google. Ia menyebut mereka sebagai "orang-orang otoriter yang membenci kebebasan berbicara."
Menjelang penghapusannya, Parler sempat menduduki peringkat pertama 1 kategori News di App Store (iPhone) dan peringkat ke-13 secara keseluruhan, menurut data dari App Annie. (Baca: Apa Itu Aplikasi Parler yang Mendadak Teratas di App Store?)
Parler naik daun setelah Donald Trump kehilangan aksesnya untuk membuat akun di Facebook, Twitter, Snapchat, dan Twitch. Dengan penghapusan Parler dari kedua toko aplikas, gerakan pendukung Trump yang lebih radikal dan kejam dibatasi.
Di sisi lain, ada pula yang berpendapat bahwa langkah-langkah ini datang terlambat, karena kerusakan tidak hanya pada Capitol, tetapi juga “jiwa bangsa secara keseluruhan” telah terjadi—kejadian pekan lalu juga dinilai sebagian kalangan sebagai “masa gelap demokrasi AS”.[]
Share: