IND | ENG
Nilai Sahamnya Melorot setelah Peretasan, SolarWinds Digugat Investor

SolarWinds | Foto: via BBC

Nilai Sahamnya Melorot setelah Peretasan, SolarWinds Digugat Investor
Tenri Gobel Diposting : Jumat, 08 Januari 2021 - 15:15 WIB

Cyberthreat.id - Setelah dibuat kalang kabut lantaran perangkat lunaknya Orion diretas, SolarWinds kini menghadapi gugatan dari para pemegang saham atau investor.

Dilansir dari Security Week, sejumlah investor sepakat menggugat SolarWinds lewat gugatan kelompok (class action) yang didaftarkan di Texas oleh Timothy Bremer atas nama pemegang saham yang membeli saham perusahaan antara 24 Februari hingga 15 Desember 2020.

Perusahaan SolarWinds, CEO perusahaan Kevin Thompson, dan Barton Kalsu VP eksekutif dan CFO SolarWinds tercatat sebagai yang digugat atau tergugat.

Seperti diketahui, perangkat lunak Orion milik SolarWinds disusupi peretas dan menaruh malware pintu belakang (backdoor) di pembaruan Orion yang dirilis Maret hingga Juni 2020. Malware bernama "Sunburst" itu dimanfaatkan untuk menyerang perusahaan yang menginstal pembaruan Orion. Lantaran sejumlah perusahaan dan instansi pemerintah menggunakan perangkat lunak itu, banyak pengguna Orion besutan SolarWinds menjadi korban, termasuk dan tidak terbatas pada Microsoft, firma keamanan siber FireEye, dan sejumlah instansi pemerintahan di Amerika.

Salah satu alasan gugatan diajukan, SolarWinds dinilai gagal menjamin keamanan produknya sehingga berdampak pada anjloknya nilai saham mereka di bursa. Harga saham per lembar yang semula bertengger di US$ 24, melorot mejadi US$ 18 hanya dalam beberapa hari setelah insiden itu terungkap. Per hari ini, berdasarkan pantauan melalui Yahoo Finance, harganya bertengger di US$14,68. Para investor pun merasa dirugikan.


Riwayat kejatuhan harga saham Solarwinds | Sumber: Yahoo Finance, Jumat (8 Januari 2021)


Dalam gugatan yang diajukan pada 4 Januari 2021, penggugat menilai ada pernyataan yang salah dan menyesatkan yang dibuat SolarWinds dan para eksekutifnya kepada Komisi Sekuritas dan Bursa. Dalam laporannya, SolarWinds mengatakan bahwa dari penyelidikan disimpulkan bahwa peretas jahat yang diyakini berhubungan dengan pemerintah Rusia memasukkan kode untuk merusak dalam sistem Orion antara Maret dan Juni 2020.

Namun, penggugat mengatakan bahwa SolarWinds gagal mengungkapkan fakta-fakta lainnya yang dapat merugikan bisnis, operasi dan prospek perusahaan yang sebenarnya diketahui oleh tergugat atau sengaja  diabaikan oleh mereka.

Pernyataan yang dianggap penggugat tidak diungkap oleh perusahaan diantaranya adanya kerentanan pada produk pemantauan SolarWinds, Orion sejak pertengahan 2020 yang memungkinkan peretas menyusupi server tempat produk dijalankan. Penggugat mengatakan bahwa server pembaruan SolarWinds memiliki kata sandi yang mudah diakses yakni "solarwinds123".

Masalah keamanan terhadap server itu dinilai akan menempatkan para pelanggan SolarWinds seperti pemerintah federal, Microsoft, Cisco, dan Nvidia, di posisi rentan terhadap serangan siber dan reputasi perusahaan berpotensi turun sehingga menimbulkan kerugian.

Selain itu, para pemegang saham yang tergabung dalam gugatan kelompok ini menuding SolarWinds mengabaikan pemberitahuan dari pihak ketiga terkait adanya kerentanan dan risiko keamanan.

“Seandainya penggugat dan anggota kelompok lainnya mengetahui bahwa harga pasar sekuritas SolarWinds telah dinaikkan secara artifisial dan palsu oleh pernyataan yang menyesatkan dari tergugat dan oleh informasi material yang merugikan yang tidak diungkapkan tergugat, mereka tidak akan membeli sahamnya,” bunyi pernyataan dalam gugatan itu, dikutip dari SCMagazine, Jumat (8 Januari 2021).

Dalam gugatannya, para pemegang saham meminta agar dilakukan persidangan dan mereka menuntut ganti rugi dari perusahaan dan individu yang digugat agar membayar biaya pengadilan dan biaya lainnya.

SCMagazine mengatakan ada keanehan dari gugatan itu yakni  tidak adanya tudingan terkait adanya kemungkinan eksekutif SolarWinds mungkin telah melakukan praktik ilegal perdagangan saham untuk keuntungan sendiri di antara waktu kompromi ditemukan secara internal dan ketika diumumkan kepada publik.

Pasalnya, tiga eksekutif SolarWinds telah menjual ratusan juta sahamnya sebelum pelanggaran terungkap. Thompson, CEO SolarWinds mengundurkan diri pada 7 Desember dan beberapa hari sebelum insiden diumumkan, dirinya juga menjual sahamnya senilai US$15 juta sebulan sebelumnya.[]

Editor: Yuswardi A. Suud

#solarwinds   #hargasaham   #gugatanhukum   #peretasan

Share:




BACA JUGA
Kanal Youtube Diretas karena Konten Kritis? Begini Kata Akbar Faizal
Produsen KitKat Hershey Ingatkan Dampak Pelanggaran Data
Hacker Menyerang MGM Grand Kasino Diduga Lewat Panggilan Telepon 10 Menit
Akun Youtube DPR RI Diretas, Apa Kata BSSN?
Peretas Salahgunakan Fitur Pencarian Windows untuk Menginstal Trojan Akses Jarak Jauh