
Ilustrasi
Ilustrasi
Cyberthreat.id - WhatsApp akan berbagi data penggunanya ke perusahaan Facebook lainnya per 8 Februari 2021.
Hal itu diumumkan WhatsApp melalui laman resminya pada 4 Januari 2021. Sementara itu, WhatsApp juga memberitahu kepada penggunanya melalui sebuah pop-up dua hari setelah pengumuman di laman resminya.
Dalam pop-up yang didapatkan Cyberthreat.id ada tiga hal inti pembaruan ketentuan dan kebijakan privasi baru WhatsApp yaitu (1) terkait layanan WhatsApp dan cara perusahaan memproses data pengguna, (2) cara bisnis menggunakan layanan yang dihosting oleh Facebook untuk menyimpan dan mengelola data WhatsApp mereka, dan (3) cara perusahaan bermitra dengan Facebook untuk menawarkan integrasi di seluruh produk Facebook.
Ketentuan dan kebijakan privasi yang diperbarui itu pun mewajibkan pengguna untuk menyetujuinya jika masih tetap ingin menggunakan aplikasi WhatsApp. Dengan kata lain, jika tidak ingin menyetujui pembaruan ketentuan dan kebijakan privasi itu pengguna tidak bisa menggunakan WhatsApp lagi.
Baca:
Cyberthreat.id pun menanyakan beberapa pengguna WhatsApp di Indonesia terkait perubahan ketentuan dan kebijakan privasi oleh WhatsApp. Berikut pendapat mereka.
Attika Dewi, 23 tahun, akuntan
Attika mengaku sudah mendapatkan notifikasi terkait adanya ketentuan dan kebijakan terbaru WhatsApp dua hari yang lalu di ponselnya. Namun, ia belum mengetahui isi ketentuan dan kebijakan terbaru tersebut.
"Sudah (menyetujui), tapi belum baca utuh perubahannya apa saja," kata Atika kepada Cyberthreat.id, Kamis (7 Januari 2021).
Meski belum membacanya, Attika yang menggunakan WhatsApp untuk keperluan kerja dan komunikasi sudah menyetujui ketentuan dan kebijakan privasinya terlebih dahulu. Saat ditanyai mengapa langsung menyetujui tanpa membacanya, dirinya refleks mengklik "Setuju".
"Karena aku kira apaan [hal mendesak], jadi langsung setuju saja," ungkapnya.
Atika mengaku percaya dengan WhatsApp, sehingga merasa tidak perlu membaca lebih lebih detail. "Mager," katanya.
Muhammad Bayu Rizky, 23 tahun, digital marketing
Bayu mengaku sudah membaca inti pembaruan ketentuan dan kebijakan privasinya. Setelah membaca intinya, Bayu menyetujuinya.
"Gak terlalu inget banget sih cuma kalau gak salah terintegrasi ke Facebook saja gitu," kata Bayu.
Meskipun begitu, Bayu sebenarnya kurang setuju privasi dari WA bisa terintegrasi produk-produk Facebook. Dirinya khawatir terkait keamanan privasinya tersebut. Tetapi, karena takut akun WhatsApp-nya dihapus, mau tidak mau dia terpaksa harus menyetujuinya.
"Temen aku ngomong dari pihak WA bisa menghapus akun kita katanya," ujarnya sambil tertawa kecil.
Dirinya juga beralasan tidak membaca lebih lengkap ketentuan dan kebijakan privasi karena pop-upnya muncul di siang hari yang mana sedang jam kerja.
Aldimas Danu, 26 tahun, pekerja
Dimas mengatakan tidak terlalu peduli dengan inti pembaruan ketentuan dan kebijakan privasi WhatsApp yang mana menyertakan berbagi data dengan perusahaan Facebook.
"Kayaknya sebelum dari WhatsApp yang sekarang ini. Emang data kita udah kesebar kemana-mana gak sih?" kata Dimas.
Menurut Dimas, data kita sudah tersebar kemana-mana terlihat dari banyaknya SMS penawaran pinjaman dana yang sering diterima. Jadi, Dimas pun tidak terlalu khawatir jika memang WhatsApp akan berbagi misalnya nomor teleponnya ke perusahaan Facebook lainnya.
Dimas pun telah memutuskan untuk menyetujui saja ketentuan dan kebijakan privasi baru itu tanpa membacanya. Hal ini karena dirinya malas membacanya.
"Bener-bener gak baca sama sekali," katanya.
Maysaroh Abdi, 28 tahun, pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Kementerian Sosial
Saat mendapatkan pemberitahuan pembaruan ketentuan dan kebijakan privasi itu pagi tadi, Maysaroh sedang sedang sibuk bekerja. Karena itu, dia langsung menyetujuinya tanpa membaca.
Dia pun mengaku tidak tahu juga dampaknya dari menyetujui pemberitahuan pembaruan itu karena dia tidak membacanya sama sekali.
"Iya aku setuju. Gak apa-apa kan aku setujui?" katanya menanyakan kepada Cyberthreat.id.
Maya pun mengaku dirinya akan membaca ketentuan dan kebijakan privasi baru WhatsApp tersebut.
Muhammad Taufiq Ramadhan, 21 tahun, mahasiswa
Taufiq mengaku telah mendapatkan pemberitahuan tetapi tidak mengklik setuju. Hal itu karena saat menerimanya dirinya tidak sengaja menekan tombol kembali sehingga pemberitahuan terkait pembaruan ketentuan dan kebijakan privasi WhatsApp itupun jadi menghilang.
Karena itu, Taufiq mengaku tidak tahu itu mengenai apa sehingga menanyakan kepada Cyberthreat.id itu terkait apa. Setelah dijelaskan bahwa WhatsApp akan membagikan data pengguna ke Facebook, Taufiq pun kemungkinan tidak akan menyetujuinya lantaran menurutnya itu berbahaya.
"Kalau ada aplikasi lain mungkin pindah atau kembali ke Line," katanya sambil tertawa. Namun, dirinya akan berpindah jika banyak yang akan berpindah juga lantaran Taufiq memiliki urusan bisnis dan berkomunikasi di WhatsApp.
Bagaimana dengan Anda? Apakah menyetujuinya atau berpaling ke platform lainnya? []
Editor: Yuswardi A. Suud
Share: