
Menkominfo RI Johnny G. Plate | Foto: Tangkapan layar Cyberthreat.id/Tenri Gobel
Menkominfo RI Johnny G. Plate | Foto: Tangkapan layar Cyberthreat.id/Tenri Gobel
Cyberthreat.id – Menteri Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Johnny G. Plate mengaku bahwa kementeriannya terkenal dengan aksinya memblokir akun media sosial, situs web, atau konten-konten terlarang di internet.
"Kominfo saat ini cukup dikenal sebagai kementerian ‘tukang blokir’," ujar Johnny dalam acara "Menkominfo Johnny G. Plate Menyapa Indonesia Terkoneksi, Semakin Digital Semakin Maju" yang digelar secara virtual, Senin (4 Januari 2021).
Johnny mengatakan, persepsi publik terhadap kementerian yang dipimpinnya sebagai “tukang blokir” memiliki dua sisi, yakni baik dan buruk.
"Sisi buruknya seolah-olah kementerian ini represif di ruang digital," ucapnya.
Namun, ia menyadari bahwa “sisi buruk” tersebut konsekuensi dari penegakan hukum yang dilakukan baik di ruang fisik apalagi di ruang digital.
"Kalau dilakukan penegakan hukum ya dianggap represif. Orang ingin bebas, tetapi justru di saat bersamaan, sisi yang lain bahwa Kementerian Kominfo harus menjaga kenyamanan masyarakat di ruang digital," ujarnya.
Untuk itu, Johnny menuturkan bahwa tindakan pemblokiran yang dilakukan Kominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi dan Informatika (Aptika) itu bertujuan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat.
"Ini harus kita pahami bersama. Selama literasi dan sosialisasi terkait dengan pemanfaatan ruang digital atau media sosial yang cerdas belum dilakukan dengan baik, selama itu pulalah Kominfo akan dicap atau dianggap sebagai kementerian blokir," kata dia.
Tindakan pemblokiran masih akan dilakukan Kominfo karena, kata Johnny, tugas Kominfo yang diamanatkan undang-undang adalah menjaga ruang digital dan mengambil tindakan yang tegas atas pelanggaran terhadap regulasi.
Johnny menghimbau Ditjen Aptika untuk bekerja lebih keras lagi pada tahun ini. Tak hanya soal pemblokiran dan literasi, menyelesaikan infrastruktur penting, misalnya, pembangunan Pusat Data Nasional dalam rangka satu data Indonesia.
Sementara, Dirjen Aptika Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, direktoratnya akan bekerja 10 kali lipat lebih giat.
Untuk mencapai semua target, Semuel mengatakan pihaknya bekerja sama atau berkolaborasi dengan instansi atau ekosistem yang ada.
Terkait literasi digital, Semuel mengatakan tahun ini membuat aplikasi bernama “Siberkreasi” yang akan disebarkan ke masyarakat sebagai upaya agar semua masyarakat terliterasi digital hingga 2024.
"Kontennya kami siapkan dan akan kami sebarkan ke sekolah-sekolah, ke pemda, mereka bisa menggunakan aplikasi ini," ujar Semuel.
Ada juga satu aplikasi lagi yang akan diluncurkan yakni aplikasi untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) bernama “Lakumkm”.
"Ini sebuah aplikasi yang membantu UMKM supaya mereka bisa mengembangkan atau menjalankan usahanya lebih mudah. Ini kami sudah kami sampaikan ke menteri investasi, ini akan kita luncurkan lagi karena sudah siap," ujarnya.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Share: