IND | ENG
Protes Uyghur Alert, Penyerang Barcelona Antoine Griezmann Putuskan Hubungan dengan Huawei

Ilustrasi via Youtube

Protes Uyghur Alert, Penyerang Barcelona Antoine Griezmann Putuskan Hubungan dengan Huawei
Yuswardi A. Suud Diposting : Senin, 14 Desember 2020 - 11:30 WIB

Cyberthreat.id - Penyerang Barcelona yang juga pemain timnas Prancis, Antoine Griezmann, mengumumkan telah memutuskan untuk mengakhiri kerja sama dengan perusahaan elektronnik China Huawei terkait dugaan keterlibatannya dalam mengembangkan sistem pengawasan terhadap etnis Uighur yang disebut "Uyghur Alert."

Hal itu disampaikan Antoine Griezmann dalam sebuah unggahannya di Instagram baru-baru ini, dilansir dari getfootballnewsfrance.com.

Griezmann mengungkapkan alasannya bahwa ada kecurigaan kuat Huawei terlibat dalam pengembangan sistem "Uyghur Alert" melalui program pengenalan wajah.

 "Saya mengambil kesempatan ini untuk mengundang Huawei agar tidak hanya senang dengan menyangkal tuduhan ini, tetapi juga menerapkan tindakan secepat mungkin demi mengutuk persekusi massal serta menggunakan pengaruhnya untuk menghormati hak-hak pria dan wanita di semua komunitas," tulisnya.

Hubungan Griezmann dan Huawei dimulai sebelum Piala Dunia 2018 yang dimenangkan timnas Perancis. Setelah itu, wajahnya muncul dalam kampanye produk Huawei.

Pernyataan Griezmann itu menyusul laporan bahwa Huawei menguji sistem pengenalan wajah yang dikembangkan oleh firma kecerdasan buatan Megvii yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi orang Uighur dan mengirimkan notifikasi ke polisi. Huawei mengatakan bahwa teknologinya tidak dirancang untuk mengidentifikasi kelompok etnis.  (Lihat: Peneliti: Huawei Uji Pengenal Wajah Muslim Uighur dan Mengirim Peringatan ke Polisi)

Huawei dikenal sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar dunia, termasuk dalam pengembangan jaringan 5G. Indonesia termasuk salah satu pengguna teknologi Huawei dalam infrastruktur telekomunikasi. Oktober lalu, Kantor Staf Kepresidenan yang dipimpin Jenderal (Purn) Moeldoko menandatangani kesepakatan dengan Huawei untuk melatih 100 ribu orang Indonesia di bidang teknologi informasi.  (Lihat: Media Hong Kong: Indonesia Terlalu Bergantung pada Huawei?)

Catatan Cyberthreat.id, China telah lama menghadapi kecaman internasional karena mendirikan kamp-kamp penahanan kaum minoritas Uighur di Xinjiang yang sebagian besar adalah Muslim. Para kritikus menyebut kamp-kamp ini bertujuan untuk menghomogenkan penduduk Uighur untuk mencerminkan budaya Han mayoritas China.

Perserikatan Bangsa-Bangsa ( PBB) memperkirakan lebih dari satu juta Muslim telah ditahan di Xinjiang dan para aktivis mengatakan, kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida sedang terjadi di sana.

PBB sebelumnya mengatakan, lebih dari 1 juta warga Uighur dan sebagian besar penduduk berbahasa Turki Muslim di Xinjiang telah ditahan dalam beberapa tahun terakhir.

Namun, China telah berulang kali membantah tempat itu dijadikan tempat penahanan. Menurut pemerintah China, tempat itu sebagai fasilitas pusat pendidikan kejuruan di mana peserta pelatihan mempelajari keterampilan kerja dan bahasa Mandarin untuk menjauhkan mereka dari ekstremisme.[]

 

#huawei   #uyghur   #china   #barcelona   #AntoineGriezmann

Share:




BACA JUGA
BSSN-Huawei Techday 2024
Keamanan Siber Membutuhkan People, Process, dan Technology.
Intelligent Sensing, Bagian Integral Pemerintahan Smart Cities
Huawei Pamerkan Produk Unggulan di MWC Barcelona
Peretas China Beroperasi Tanpa Terdeteksi di Infrastruktur Kritis AS selama Setengah Dekade
Indonesia Tingkatkan Kolaborasi Pemanfaatan AI dengan China