IND | ENG
Pembobolan Rekening Nasabah BRI: Dari Kerjaan Orang Dalam Hingga SIM Swap

Foto ilustrasi via suara.com

Pembobolan Rekening Nasabah BRI: Dari Kerjaan Orang Dalam Hingga SIM Swap
Yuswardi A. Suud Diposting : Kamis, 10 Desember 2020 - 19:15 WIB

Cyberthreat.id - Pembobolan rekening nasabah Bank BRI masih terus terjadi. Modusnya pun beraneka macam. Dari keterlibatan orang dalam, hingga lewat pembajakan nomor ponsel (kartu SIM) yang terhubung dengan nomor rekening bank.

Pada September 2020 lalu, misalnya, publik dikejutkan dengan pembobolan rekening nasabah BRI di Madiun, Jawa Timur. Setidaknya 11 nasabah menjadi korban. Pelakunya adalah RS, pegawai bank BRI Cabang Dolopo- Madiun. Total uang nasabah yang dikuras senilai Rp2,1 miliar.

Menurut Kepala Seksi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Kabupaten Madiun, Bayu Novrian Dinata, seperti dilansir dari Kontan, untuk mengambil uang nasabah, tersangka membuat buku rekening fiktif berbekal surat kuasa dari nasabah yang mengajukan kredit usaha.

Rekening fiktif menggunakan nama keluarga korban yang tertera dalam dokumen peminjaman. Uang itu kemudian dipindahkan sedikit demi sedikit.

RS adalah orang dalam BRI yang menjabat sebagai relationship manager, sebuah jabatan yang seharusnya membuatnya membina hubungan  baik dengan nasabah. Namun, keakraban itu malah disalahgunakan untuk menguras rekening nasabahnya. Ia pun dengan mudah mengakses data-data nasabah yang mengajukan pinjaman.

Hasil penyidikan jaksa, 11 nasabah yang menjadi korban disedot rekeningnya dalam rentang waktu setahun, dari Desember 2018 hingga Desember 2019.

PR membobol rekening nasabah BRI dengan memindahbukukan uang dari rekening korban ke rekening fiktif lantaran tahu dana pinjaman tidak langsung dicairkan seluruhnya oleh nasabah.

“Jadi rekening fiktif itu buku dan ATM-nya yang memegang tersangka. Jadi begitu uang masuk langsung ditarik dan digunakan oleh tersangka,” kata Bayu.

November lalu,  pembobolan rekening menimpa Windy, 20 tahun, warga Desa Karangsari RT 09 RW 02 Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat

Menurut teman dekat korban, Wahyu Pangesti, awalnya Windy membuka rekening di Bank BRI Kuningan dan menampatkan dana sebesar Rp.40.650.000, Pada Rabu (4/11/2020). Ia dilayani oleh customer service (CS) berinisial A.

Setelah selang dua hari, Windy tiba-tiba dihubungi seseorang yang mengaku dari pihak bank. Pria tersebut menelpon dan mengaku sebagai A yang merupakan customer service bank.

"Lewat telfon itu dia menyebutkan nama nasabah lengkap dengan data diri, alamat, bahkan jumlah besaran ketika menabung. Kemudian mengatakan bahwa Windy mendapat hadiah karena membuka dan menabung dengan jumlah yang sangat besar," ujar Wahyu Pangesti, seperti dilansir Times Indonesia.

Windy diberitahu mendapat hadiah sebesar Rp 400.000 dan dikirim melalui pulsa dengan besaran Rp 100.000 ribu selama empat hari.

"Saat itu Windy percaya karena yang menelpon tahu semua identitasnya, dan juga mengaku sebagai A, yang merupakam CS bank yang Windy temui ketika menabung di bank BRI," tambah Wahyu yang tak lain pacar korban.

Karena pelaku mengetahui data-datanya, Windi tidak sedikitpun menaruh curiga. Ia juga senang mendapatkan hadiah. Namun, hadiah tersebut rupanya kedok daya dari aksi tipu-tipu pelaku.

Usai mendapatkan telepon, Windy kemudian mendapat SMS dari bank BRI berisi kode normor OTP. Kemudian pelaku kembali menelpon dan meminta menyebutkan kode OTP tersebut. Tanpa curiga, dia menyebut kode OTP yang masuk ke ponselnya.

Namun, Windy kaget bukan kepalang ketika hendak membuka akun Mobile Banking (M-banking) miliknya. Dia tak bisa lagi login ke akunnya.

"Saat ada keterangan itu, Windy panik dan langsung ke bank tempat dia membuka rekening," ujar Wahyu.

Windy tambah kaget ketika pihak bank memberitahu yangnya hanya tersisa Rp66.900 di rekening.

"Transaksi dua kali yang pertama 40 juta, yang kedua 500 ribu di hari yang sama," tambahnya.

Menurut Wahyu, pihak bank yang datang ke rumah setelah beritanya masuk ke media menyalahkan korban atau nasabah karena memberikan kode OTP kepada orang lain.

"Untuk keamanan bank ini bagaimana, kenapa data di bank bisa sampai bocor dan kenapa bank seperti ini," tambahnya.

Wahyu dan Windy padahal merencanakan uang itu untuk biaya pernikahan mereka. Namun, pihak bank bersikukuh bahwa itu kesalahan korban.

"Ini kerugian yang besar buat saya dan calon istri, terlebih ini adalah uang untuk modal nikah kami di akhir bulan ini," ucap Wahyu.

Sudah berbagai usaha dilakukan, termasuk melaporkan ke polisi dan masih belum ada titik terang mengenai kasus pembobolan rekening bank.

"Harapannya ada titik terang dari kejadian ini, dan pihak bank bertanggungjawab dengan mengganti kerugian dan menjaga baik-baik data diri dari nasabahnya," kata Wahyu.

Kasus lain menimpa Yulistriani. Nasabah BRI itu kehilangan uang Rp570 juta setelah kartu SIM Indosat yang dipakainya diambil alih orang lain (SIM Swap). Nomor Indosat itu terhubung ke rekening bank milik Yulistriani.

Pengacara korban, Masssagus Farizi kepada Tempo.co mengatakan peristiwa itu terjadi pada 22 Agustus 2020. Dari pihak Indosat diperoleh keterangan pengambilalihan kartu SIM terpada pukul 01.00 dinihari.

Yulistriani sempat mencoba menghubungi call center BRI untuk mengecek apakah ada transaksi lewat M-Banking. Namun, kata Farizi, pihak call center tidak dapat memberikan keterangan dan memintanya datang langsung ke bank.

Lantaran kejadiannya pada akhir pekan, Farizi baru bisa datang ke kantor BRI pada Senin 24 Agustus 2020. Di sana, diperoleh informasi telah terjadi transaksi pada 22 Agustus dari pukul 03.36 hingga 05.53 sebesar Rp 570 juta.

Farizi mengaku telah melaporkan kasus pembobolan rekening ini ke Polda Metro Jaya pada 25 Agustus 2020. Namun karena menilai Indosat tak kooperatif, ia kembali membuat laporan sekitar tiga pekan lalu guna melaporkan perusahaan penyedia layanan telekomunikasi tersebut.

"Pihak Indosat secara lembaga telah membantu terjadinya tindak pidana," kata Farizi.

Belum diperoleh konfirmasi dari Indosat dan BRI atas kasus ini.[]

 

 

 

 

 

 

#bri   #simswap

Share:




BACA JUGA
Perusahaan Cybersecurity Rubrik Dibobol Ransomware Clop. Kerentanan Zero-day 'GoAnywhere' Biang Keladinya
Malware Perbankan Xenomorph Kembali Dengan Varian Baru
Terungkap! Ini Cara Penipu Malware 'J&T Express' Mengeruk Uang Korban
File Jahat 'J&T Express.apk' Dijual Rp1 Juta. Pembuat Malware Meraup Uang hingga Rp30 Juta
Polri Selidiki Serangan Siber Malware 'Undangan Pernikahan'