
Presiden AS Donald Trump. | Foto: Oregonlive
Presiden AS Donald Trump. | Foto: Oregonlive
Washington, Cyberthreat.id – Produsen chip Amerika Serikat, Intel dan Qualcomm, diam-diam melobi pemerintah AS agar dimudahkan melakukan penjualan ke China, termasuk Huawei.
Para eksekutif Intel da Xilink dikabarkan telah mengadakan pertemuan pada akhir Mei lalu dengan Departemen Perdagangan AS untuk membahas Huawei yang masuk daftar hitam perusahaan, demikian tulis Reuters, yang diakses Rabu (26 Juni 2019). Namun,
Sesuai dengan aturan, perusahaan-perusahaan yang akan menjual komponennya ke Huawei harus mendapatkan persetujuan dari pemerintah AS karena faktor masalah keamanan nasional.
Produsen chip tersebut berpendapat bahwa usulan mereka untuk tetap membuka perdagangan bukan berarti membantu Huawei, tapi mencegah kehancuran dari perusahaan-perusahaan Amerika. Bahkan, Qualcomm sebetulnya masih ingin memasok chip ke Huawei untuk perangkat smartphone dan jam tangan pintar, ujar sumber Reuters.
Menurut Reuters, dari US$ 70 miliar yang dikeluarkan Huawei untuk membeli komponen di perusahaan AS pada 2018, sekitar US$ 11 miliar di antaranya masuk ke kantong Qualcomm, Intel, dan Micron Technology.
Sebelumnya Asosiasi Industri Semikonduktor (SIA) juga telah melobi dengan pemerintah AS atas nama anggotanya. "Untuk teknologi yang tidak berhubungan dengan keamanan nasional, tampaknya mereka tidak termasuk dalam lingkup larangan. Dan, kami telah menyampaikan perspektif ini kepada pemerintah," ujar Jimmy Goordich, Wakil Presiden Kebijakan Global SIA.
Terkait lobi itu, Intel, Xilink, Qualcomm, dan Huawei menolak untuk berkomentar. Terpisah, dalam sebuah wawancara di Meksiko, Wakil Presiden Huawei bidang Urusan Publik, Andrew Williamson, mengatakan bahwa perusahaannya tidak meminta siapa pun untuk melobi.
"Mereka melakukannya dengan keinginan sendiri karena sebagian besar dari mereka, Huawei adalah salah satu pelanggan utama," kata dia.
Share: