
Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menggelar konferensi pers terkait penangkapan penyebaran video yang mengubah lafal azan
Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menggelar konferensi pers terkait penangkapan penyebaran video yang mengubah lafal azan
Cyberthreat.id - Subdit 4 Tindak Pidana Siber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menangkap satu orang penyebar video azan yang kalimatnya dirubah yang beberapa waktu lalu ramai di media sosial.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan tersangka berinisial H itu ditangkap di Cakung, Jakarta Timur, Kamis (3 Desember 2020).
Penangkapan berawal dari adanya laporan polisi atas sebuah video yang beredar di media sosial Instagram dengan nama @hashophasan, pada 29 November 2020. Berangkat dari laporan itu, polisi melakukan penyelidikan.
"H ini adalah yang memang menyebarkan video yang lagi marak sekarang di media sosial adanya ungkapan azan yang diubah menjadi dari hayya alasholah menjadi hayya alal jihad," ujarnya dalam konferensi pers, Kamis (3 Desember 2020).
Saat ini, Yusri mengatakan pihaknya tengah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk melakukan penurunan atau takedown atas video tersebut. Pasalnya, kata Yusri, video itu dapat mengganggu, membuat kegaduhan atau provokasi.
"Seolah-olah Indonesia saat ini sedang berjihad, bertarung melawan musuh," kata Yusri.
Berdasarkan keterangan H yang bekerja sebagai kurir dokumen di salah satu perusahaan swasta di Jakarta, kata Yusri, video itu awalnya didapat di grup WhatsApp bernama FMCO News. Kemudian, menyebarkannya secara masif. Tipidsiber juga mengidentifikasi semua anggota grup WhatsApp tersebut.
"Masih kami profiling semuanya siapa-siapa dalam grup tersebut, karena ini sudah membuat kegaduhan masyarakat. Ini provokasi yang dilakukan mereka-mereka semuanya ini," ungkap Yusri.
Terkait motifnya tersangka pun juga masih didalami, tetapi sementara ini motif H hanya untuk menyebarkan saja, kata Yusri.
Selain itu, Yusri mengatakan penyelidikan tidak berhenti sampai di sini, pihaknya terus melakukan profiling terhadap siapa yang membuat pertama video tersebut. Dengan kata lain, masih ada tersangka lain yang akan diamankan atas penyebaran video ini.
Pasal yang dipersangkakan terhadap tersangka H, kata Yusri, adalah pasal 28 ayat 2 jo pasal 45A ayat 2 UU nomor 19 tahun 2016 tentang ITE, ancamannya adalah 6 tahun penjara dendanya 1 miliar. Tak hanya itu, Yusri mengatakan pasalnya akan berlapis yakni dengan KUHP pasal 156A ancamannya sekitar 5 tahun dan juga di pasal 160 ancaman sekitar 6 tahun penjara. []
Editor: Yuswardi A. Suud
Share: