
Layanan interaktif BRTI | Foto: BRTI
Layanan interaktif BRTI | Foto: BRTI
Cyberthreat.id – Pemerintah resmi membubarkan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) dan Badan Pertimbangan Telekomunikasi lewat Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2020.
Pembubaran itu berbarengan dengan delapan lembaga nonstruktural lain, demikian dalam perpres yang diteken Presiden Joko Widodo per 26 November lalu itu.
Ke-delapan lembaga lain yang dibubarkan, antara lain Dewan Riset Nasional, Dewan Ketahanan Pangan, Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura, Badan Standardisasi dan Akreditasi Nasional Keolahragaan.
Lalu, Komisi Pengawas Haji Indonesia, Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Komisi Nasional Lanjut Usia, dan Badan Olahraga Profesional Indonesia.
"Bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan urusan pemerintahah serta untuk mencapai rencana strategis pembangunan nasional, perlu membubarkan 10 (sepuluh) lembaga nonstruktural," demikian bunyi poin pertimbangan perpres tersebut seperti dikutip dari Tempo.co, Minggu (29 November).
Berita Terkait:
Menyusul pembubaran tersebut, pelaksanaan tugas dan fungsi dari lembaga-lembaga tersebut akan dilaksanakan oleh kementerian terkait. Begitupula dengan pendanaan, pegawai, aset, dan arsip akan dikelola oleh kementerian terkait.
"Pengalihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dikoordinasikan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dengan melibatkan unsur Kementerian Keuangan, Badan Kepegawaian Negara, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Arsip Nasional Republik Indonesia dan/atau kementerian/lembaga terkait," demikian bunyi diktum keempat perpres tersebut.
Berikut rincian pengalihannya terkait pendanaan, pegawai, aset, dan arsip yang dikelola oleh;
Share: