
Sumber: CNN | GETTY IMAGES
Sumber: CNN | GETTY IMAGES
Beijing, Cyberthreat.id – Huawei Technologies, perusahaan teknologi terbesar di China, sedang menyiapkan sistem operasi sendiri untuk ponsel pintar dan komputer buatannya.
Langkah yang dilakukan Huawei itu sebagai antisipasi jika perangkat buatannya tak lagi bisa beroperasi dengan sistem operasi asal Amerika Serikat, seperti Android, iOS, dan Windows.
Menurut Kepala Ponsel Huawei Richard Yu Chengdong, ketegangan yang terjadi saat ini bisa saja berdampak pada ketersediaan sistem operasi buatan AS yang digunakan di perangkat Huawei.
“Kami telah menyiapkan sistem operasi sendiri, jika ternyata kami tidak bisa lama menggunakan sistem Android. Kami akan siap dan memiliki rencana B,” ujar Yu, Kamis (14/3/2019).
Sebetulnya, Huawei lebih memilih menggunakan sistem operasi yang ada sekarang di pasaran. “Jujur, kami sebetulnya memiliki sistem cadangan, tetapi kami tidak ingin menggunakannnya. Kami lebih senang menggunakan sistem operasi mitra kami. Apalagi pelanggan kami menyukainya. Android dan Windows akan selalu menjadi pilihan pertama kami,” ujar juru bicara Huawei.
Huawei membikin sistem operasi itu menyusul ketegangan antara perusahaan dengan Pemerintah AS. AS menuding perangkat keras buatan Huawei dipakai untuk alat mata-mata intelijen China.
Sebelumnya, pada 1 Desember 2018, Meng Wanzhou, anak perempuan pendiri Huawei, ditangkap di Kanada atas permintaan AS. Ada 23 tuduhan yang dilayangkan Departemen Kehakiman AS kepada Huawei dan Meng Wanzhou.
Secara garis besar hanya ada dua gugatan yaitu pertama, Huawei dianggap menutupi keterkaitan bisnis dengan Iran-negara yang kini masih dikenai sanksi perdagangan oleh AS. Kedua, tudingan tentang pencurian rahasia dagang.
Huawei pada 7 Maret 2019 telah mengumumkan untuk menggugat Pemerintah AS dalam upaya untuk membatalkan larangan federal AS terkait dengan pasokan perangkat buatan Huawei ke agen-agen federal di bawah Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional (NDAA) AS.
Share: