IND | ENG
Berikut Ini Cara BSSN Mendeteksi Serangan Siber

Direktur Deteksi Ancaman BSSN Sulistyo | Foto: Tangkapan layar Cyberthreat.id/Tenri Gobel

Berikut Ini Cara BSSN Mendeteksi Serangan Siber
Tenri Gobel Diposting : Senin, 26 Oktober 2020 - 17:10 WIB

Cyberthreat.id – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) selama ini mendeteksi ancaman tidak dengan membaca semua data yang melewati internet Indonesia. Ini lantaran trafik internet baik dari dalam maupun luar negeri begitu besar.

Hal itu disampaikan Direktur Deteksi Ancaman BSSN, Sulistyo, menjawab pertanyaan dari peserta sedaring BSSN-Huawei Cyber Scout Hunt bertajuk "Cyber Attack Countermeasures”, Senin (26 Oktober 2020).

Menurut Sulistyo, dari laporan 300-an penyedia layanan internet (ISP), jumlah bandwidth internet dari luar negeri sekitar 10 terabita (TB), sedangkan trafik dalam negeri lebih dari 1 TB.

Ia mengatakan, bagaimana bisa dengan trafik sebesar itu ada alat untuk mendeteksinya. Jika ada alat pun, hal itu akan mengganggu kecepatan internet sebab butuh banyak ruang server jika menampung setiap informasi yang ada.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 53 dan 133 Tahun 2017, kata Sulistyo, BSSN pun tidak memiliki kewenangan untuk membaca semua data yang melewati internet Indonesia.

"Untuk melakukan pengumpulan informasi, kemudian taruh titik sensor di ISP, itu tidak boleh. Kami sebatas perpres,” ujarnya.

Di perpres, lanjutnya, BSSN bertugas mendayagunakan semua sumber daya siber di Indonesia untuk menjaga keamanan siber.

Lantas apa yang dilakukan BSSN untuk mendeteksi ancaman? Upaya yang dilakukan BSSN yaitu memasang sensor honeypot di sektor pemerintahan, publik, swasta, dan sebagainya.

Honeypot, kata Sulistyo, adalah sebuah sistem yang dibuat seolah-olah sama dengan sistem asli, sehingga jika terjadi sebuah serangan bukan menyerang ke sistem informasi asli. “Informasi serangan itulah yang dikumpulkan,” ujar dia.

Hanya, yang dilakukan BSSN baru sebatas di lingkup infrastruktur pemerintah, sedangkan sektor swasta belum memiliki kewajiban melakukannya atau sekadar sukarela (voluntary). Saat ini, kata dia, honeypot tersebar 72 titik hingga akhir tahun ini. Jumlah ini pun masih dianggap sedikit jika dibandingkan dengan Taiwan. “Mereka punya 6.000 titik,” kata Sulistyo.[]

#bssn   #huawei   #keamanansiber   #ancamansiber   #serangansiber

Share:




BACA JUGA
Seni Menjaga Identitas Non-Manusia
BSSN-Huawei Techday 2024
Keamanan Siber Membutuhkan People, Process, dan Technology.
BSSN dan Bank Riau Kepri Syariah Teken Kerja Sama Perlindungan ITE
Indonesia Dorong Terapkan Tata Kelola AI yang Adil dan Inklusif
Intelligent Sensing, Bagian Integral Pemerintahan Smart Cities