IND | ENG
Soal Larangan Huawei, China: Swedia Harusnya Lebih Objektif

Logo Huawei. | Foto: CNBC/Arjun Kharpal

Soal Larangan Huawei, China: Swedia Harusnya Lebih Objektif
Tenri Gobel Diposting : Rabu, 21 Oktober 2020 - 15:55 WIB

Cyberthreat.id – Kementerian Luar Negeri China menanggapi terkait Swedia yang melarang operator telekomunikasi perangkat 5G Huawei Technologies dan ZTE.

Juru bicara Kemenlu China, Zhao Lijian, mengatakan, seharusnya pemerintah Swedia mengambil sikap obyektif atas Huawei dan ZTE.

Sebab, keputusan yang dinilai salah itu bisa berdampak negatif terhada perusahaan Swedia di China, demikian seperti dikutip dari Reuters, diakses Rabu (21 Oktober 2020).

Diberitakan sebelumnya, Swedish Security Service menyebut China sebagai "salah satu ancaman terbesar terhadap Swedia", tulis Reuters, Selasa (20 Oktober).

Swedish Security Service adalah lembaga pemerintah di bawah Kementerian Kehakiman yang menangani kontra-spionase dan kontra-intelijen.

Swedish Post and Telecom Authority (PTS), otoritas yang menangani telekomunikasi di negara itu, mengatakan, lisensi perangkat yang dipakai untuk jaringan 5G harus sesuai aturan yang diterbitkan Swedish Security Service dan Angkatan Bersenjata Swedia

PTS mengatakan perusahaan yang ikut dalam lelang spektrum 5G harus melepas peralatan Huawei dan ZTE dari fungsi sentral ada selambat-lambatnya 1 Januari 2025.

Yang dimaksud fungsi sentral adalah peralatan yang digunakan untuk membangun jaringan akses radio, jaringan transmisi, jaringan inti, serta layanan dan pemeliharaan jaringan.

“Larangan tersebut membuat operator jaringan memiliki lebih sedikit pilihan dan tertunda untuk peluncuran 5G di pasar,” kata Ben Wood, kepala penelitian di CCS Insight.

Analis pun memperkirakan efek larangan itu akan menguntungkan pembuat peralatan telekomunikasi pesaing, seperti Ericsson dan Nokia.

Sejauh ini sejumlah operator telekomunikasi yang ikut dalam lelang 5G, seperti Hi3G Access, Net4Mobility, Telia Sverige TELIA.ST, dan Teracom. Mereka turut dalam lelang spektrum yang direncanakan 3,5 GHz dan 2,3 GHz.

Sementara, Tele2 dan Telenor akan berkolaborasi sebagai Net4Mobility untuk mengamankan spektrum jaringan 5G nasional.

Tele2, yang menggunakan peralatan Huawei dalam jaringannya, yang sebelumnya menyebut Huawei sebagai vendor penting, mengatakan keputusan PTS "tidak mengubah rencana kami secara substansial".

"Kami mungkin harus menetapkan biaya yang berbeda secara berbeda antara tahun-tahun untuk memenuhi kondisi keamanan tepat waktu," kata juru bicara perusahaan.

Lelang spektrum 5G awalnya direncanakan awal 2020, tetapi tahun lalu PTS mengatakan akan menunda lelang karena tinjauan keamanan. PTS mengumumkan pada April tahun ini bahwa lelang akan dimulai pada November 2020.

Uni Eropa mendapat desakan dari Amerika Serikat yang meminta agar Huawei dan ZTE tak dipakai dalam jaringan 5G. Alasannya, perusahaan membantu negara dalam pengumpulan intelijen. Tudingan yang berkali-kali dibantah oleh perusahaan.

Inggris pada Juli lalu telah mengeluarkan Huawei dari proyek 5G dan memerintahkan peralatan Huawei untuk dihapus sepenuhnya dari jaringan 5G  hingga 2027. Inggris menjadi salah satu negara Eropa pertama yang melakukan pelarangan Huawei secara jelas.[]

#huawei   #swedia   #jaringan5g   #internet   #china   #unieropa   #amerikaserikat

Share:




BACA JUGA
BSSN-Huawei Techday 2024
Keamanan Siber Membutuhkan People, Process, dan Technology.
Intelligent Sensing, Bagian Integral Pemerintahan Smart Cities
Huawei Pamerkan Produk Unggulan di MWC Barcelona
Peretas China Beroperasi Tanpa Terdeteksi di Infrastruktur Kritis AS selama Setengah Dekade
Survei APJII, Pengguna Internet Indonesia 2024 Mencapai 221,5 Juta Jiwa