
WeChat | Foto: Freepik.com
WeChat | Foto: Freepik.com
Cyberthreat.id – Departemen Kehakiman Amerika Serikat pada Jumat (2 Oktober) mengatakan, sedang mengajukan banding atas keputusan hakim untuk membatalkan larangan Apple dan Google menyediakan unduhan aplikasi pesan daring WeChat di toko aplikasi.
Seperti dikutip dari Reuters, diakses Minggu (4 Oktober) Pengajuan banding tersebut dikirimkan ke Pengadilan Banding Sirkuit AS ke-9 atas keputusan Hakim AS Laurel Beeler di San Fransisco pada 19 September lalu; hakim mengeluarkan keputusan awal bahwa larangan terhadap WeChat tidak boleh diberlakukan.
Departemen Kehakiman sebelumnya mengatakan bahwa perintah Beeler keliru dengan "memberi izin WeChat dilanjutkan tanpa batas, aplikasi seluler yang telah ditentukan oleh Eksekutif sebagai ancaman terhadap keamanan nasional dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat."
Untuk mendukung argumennya terkait bantahan terhadap putusan hakim, Departemen Kehakiman mencantumkan memo Departemen Perdagangan AS pada 17 September yang menguraikan transaksi WeChat yang akan dilarang.
"Aplikasi seluler WeChat mengumpulkan dan mengirimkan informasi pribadi sensitif dariorang-orang AS, yang dapat diakses oleh Tencent Holdings dan disimpan di pusat data di China dan Kanada," kata memo itu. (Baca: Meski Hakim AS Minta Larangan WeChat Dicabut, Departemen Kehakiman Ngotot Larangan Tetap Diberlakukan)
Departemen Kehakiman juga menyatakan, "Amandemen Pertama tidak melarang untuk mengatur WeChat, hanya karena telah mencapai popularitas dan ketergantungan yang diinginkan oleh (China), sehingga dapat mengawasi pengguna, mempromosikan propagandanya, sebaliknya membahayakan keamanan nasional AS,” ujar Departemen Kehakiman.
WeChat memiliki rata-rata 19 juta pengguna aktif harian di AS, menurut perusahaan analitik Apptopia pada awal Agustus lalu. Aplikasi ini populer di kalangan pelajar China, warga AS yang tinggal di China, dan beberapa orang AS yang memiliki hubungan pribadi atau bisnis di Cina.
WeChat adalah aplikasi seluler all-in-one yang menggabungkan layanan yang mirip dengan Facebook, WhatsApp, Instagram, dan Venmo. Aplikasi ini bagian penting dari kehidupan sehari-hari bagi banyak orang di China dan memiliki lebih dari 1 miliar pengguna.[]
Share: