
Logo Samsung. | Foto: Yonhap via koreajoongangdaily.joins.com
Logo Samsung. | Foto: Yonhap via koreajoongangdaily.joins.com
Cyberthreat.id – Banyak jalan menuju Roma, peribahasa ini tampaknya pas untuk menggambarkan langkah bisnis Samsung Electronics dari Korea Selatan dengan Huawei Technologies, China.
Samsung Electronics belakangan hari mengumumkan akan menghentikan pasokan peranti keras buatannya, yaitu chip memori kepada perusahaan perangkat telekomunikasi China itu.
Penghentian itu imbas kebijakan AS yang melarang perusahaan-perusahaan semikonduktor yang menggunakan teknologi AS untuk berbisnis dengan Huawei.
Namun, tampaknya, Samsung tak mau kehilangan begitu saja potensi bsinis dengan Huawei. Anak perusahaaannya, Samsung Display Solutions mengajukan izin secara resmi kepada Departemen Perdagangan AS pada Rabu (9 September 2020).
Samsung Display meminta agar AS mengizinkan perusahaan mengekspor teknologi ke Huawei, demikian tulis ZDNet, diakses Kamis (10 September) mengutip sumber anonim yang mengetahui informasi tersebut.
Samsung Display Solutions adalah perusahaan yang didirikan pada 2015 yang memfokuskan pada bisnis Large Format Display (LFD) yaitu berupa produk-produk LED SMART, seperti papan iklan dan sejenisnya (signage), layar informasi untuk perhotelan dan sejenisnya (hospitality display), televisi, LED, dan lain0lain. Samsung Display menawarwkan solusi perangkat lunak pelanggan di sektor ritel, perhotelan, transportasi, dan perkantoran.
Selama ini, menurut ZDNet, Samsung memasok komponen untuk teknologi layar pada ponsel Huawei, yaitu panel OLED.
Untuk Samsung Display, Huawei adalah pelanggan terpenting ketiga setelah Apple dan Samsung Electronics, tulis ZDNet.
Sebelumnya, Samsung Electronics dan SK Hynix akan menghentikan pasokan chip memori buatannya ke Huawei per 15 September 2020.
Keputusan itu menyusul sanksi AS yang diumumkan pada Mei 2020. Sanksi ini diperluas lagi pada Agustus lalu oleh AS dengan 38 perusahaan afiliasi Huawei masuk dalam “daftar hitam” yang dianggap berisiko terhadap keamanan nasional AS.
Ke-38 perusahaan itu berada di 21 negara. Jika ditotal, jumlah afiliasi Huawei yang “dimasukkan kotak” menjadi 152 entitas terhitung sejak Huawei masuk daftar hitam pada Mei 2019. (Baca: Huawei Semakin Terpojok, AS Perluas Pembatasan Akses ke Pemasok Chip)
Pendek kata, perluasan pembatasan pada Agustus itu menyebutkan, Huawei tidak diizinkan mendapatkan chip buatan luar negeri yang diproduksi dari perangkat lunak dan teknologi AS.
Sementara, panel OLED yang dibuat Samsung Display menggunakan teknologi AS, tulis ZDNet. Sejauh ini belum ada komentar resmi dari Samsung Display atas pengajuan izin tersebut.[]
Share: