IND | ENG
Tips Keamanan Belajar Jarak Jauh untuk Siswa, Orang Tua, dan Sekolah

Ilustrasi | Foto: Washington Post

Tips Keamanan Belajar Jarak Jauh untuk Siswa, Orang Tua, dan Sekolah
Arif Rahman Diposting : Rabu, 09 September 2020 - 21:05 WIB

Cyberthreat.id - Saat ini semua orang, mau tidak mau, harus memahami konsep Pembelajaran Jarak Jauh dalam menuntut ilmu. Dengan semua risiko keamanan yang ada dan terus berkembang, para siswa, orang tua, dan sekolah harus dapat melindungi diri masing-masing dengan lebih baik.

Laporan terbaru Check Point memberikan sejumlah tips keamanan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam PJJ. Berikut tips tersebut:

Tips untuk Siswa

1. Tutupi webcam Anda. Matikan atau blokir kamera dan mikrofon saat kelas sedang tidak berlangsung. Selain itu, pastikan tidak ada informasi pribadi dalam tampilan kamera.

2. Hanya klik link dari sumber terpercaya. Saat berada di platform kolaborasi sekolah jarak jauh, hanya klik pada tautan yang dibagikan oleh tuan rumah atau rekan tuan rumah, ketika diarahkan untuk melakukannya

3. Login secara langsung. Selalu pastikan untuk masuk langsung ke portal sekolah jarak jauh sekolah Anda; jangan mengandalkan tautan email, berhati-hatilah dengan domain yang mirip di alat publik.

4. Gunakan password yang kuat. Hacker sering mencoba untuk memecahkan password, terutama yang pendek dan sederhana, serta jangan lupa menambahkan kerumitan ke dalam password tersebut.

5. Jangan pernah membagikan informasi rahasia. Siswa, orang tua, tidak boleh diminta untuk berbagi informasi rahasia melalui alat online. Mereka harus menyimpan semua informasi pribadi dari platform penyimpanan cloud.

Tips untuk Orang Tua

1. Bicaralah dengan anak-anak Anda tentang phishing. Ajari anak-anak Anda untuk tidak pernah mengklik link dalam email sebelum mereka memeriksa terlebih dahulu.

2. Sebutkan cyberbullying. Jelaskan kepada anak-anak bahwa komentar menyakitkan atau lelucon yang disampaikan secara online tidak diperbolehkan. Jika mereka mengalami atau melihat orang lain mengalami cyberbullying, segera laporkan kepada orang tua.

3. Jelaskan bahwa perangkat tidak boleh dibiarkan begitu saja. Anak-anak perlu memahami bahwa meninggalkan/memberikan perangkat kepada orang yang tidak diinginkan dapat merugikan. Hacker dapat masuk ke perangkat Anda dengan menggunakan identitas anak-anak.

4. Atur kontrol orang tua (parental control). Setel pengaturan privasi dan keamanan di situs web sesuai dengan tingkat kenyamanan Anda untuk berbagi informasi.

5. Meningkatkan kesadaran. Literasi keamanan siber adalah seperangkat keterampilan yang penting, bahkan untuk anak kecil sekalipun. Investasikan waktu, uang, dan sumber daya untuk memastikan anak-anak sadar terhadap ancaman dan kejahatan di dunia maya.

Tips untuk Sekolah

1. Dapatkan perangkat lunak anti-virus.

Sekolah dapat memastikan laptop anak dan perangkat lainnya dilindungi oleh perangkat lunak antivirus sekaligus mencegah mereka mengunduh perangkat lunak perusak secara tidak sengaja. Aktifkan pembaruan otomatis untuk perangkat lunak anti-virus tersebut.

2. Buat perimeter online yang kuat.

Sekolah harus membangun firewall batas yang kuat dan gateway internet untuk melindungi jaringan sekolah dari serangan cyber akses tidak sah (hacking), dan konten berbahaya.

3. Periksa penyedia pihak ketiga secara menyeluruh. Sekolah harus memastikan mereka memeriksa secara menyeluruh semua penyedia platform pihak ketiga yang digunakan.

4. Memantau sistem secara konstan.

Sekolah harus memantau semua sistem secara terus menerus dan menganalisisnya, terutama untuk aktivitas tidak biasa yang dapat mengindikasikan serangan.

5. Berinvestasi dalam pendidikan keamanan cyber online. Pastikan bahwa anggota staf/karyawan sekolah memahami risikonya. Lakukan sesi reguler untuk siswa agar mereka mengetahui ancaman keamanan cyber terbaru. []

#Pembelajaranjarakjauh   #pandemi   #keamananinformasi   #datapribadi   #mediasosial   #kredensial   #literasidigital   #checkpoint

Share:




BACA JUGA
Pemerintah Dorong Industri Pusat Data Indonesia Go Global
Dicecar Parlemen Soal Perlindungan Anak, Mark Facebook Minta Maaf
Google Penuhi Gugatan Privasi Rp77,6 Triliun Atas Pelacakan Pengguna dalam Icognito Mode
Serahkan Anugerah KIP, Wapres Soroti Kebocoran Data dan Pemerataan Layanan
Meta Digugat, Dinilai Tak Mampu Lindungi Anak dari Predator Seksual