IND | ENG
Polisi Australia Ungkap Jaringan Kejahatan Seksual Remaja di Facebook dan Instagram

Ilustrasi | Foto: The Times

Polisi Australia Ungkap Jaringan Kejahatan Seksual Remaja di Facebook dan Instagram
Tenri Gobel Diposting : Senin, 31 Agustus 2020 - 06:04 WIB

Cyberthreat.id - Polisi Australia Barat membongkar jaringan kejahatan seksual yang melakukan pemerasan seks melalui platform media sosial untuk menargetkan korbannya.

Sebanyak 11 orang dewasa diduga sebagai pelaku, empat dari pelaku telah melakukan kontak dengan korban yang mencapai 140 anak dan remaja, berusia 13 hingga 19 tahun.

Operasi kejahatan seksual ini dilakukan melalui platform media sosial populer seperti Facebook dan Instagram. Investigasi kasus ini telah dilakukan sejak April oleh sekelompok pasukan yang disebut Sex Offender Management Squad.

Kepolisian Australia Barat menduga salah satu dari pelaku sudah bertemu secara fisik dengan korban. Operasi jaringan ini dimulai dengan komunikasi di media sosial, dimana pelaku berhasil mendapatkan kepercayaan korbannya lalu menyalahgunakannya.

"Meningkatnya penggunaan ponsel dan platform media sosial telah memberikan peluang dan cara baru bagi penjahat seksual untuk menjangkau anak-anak menjadi korban kejahatan seksual. Kami bekerja keras untuk menindak perilaku jahat ini," kata Penjabat Senior Detektif Matt Daly dilansir Daily Mail, Sabtu (29 Agustus 2020).

Dari total 140 remaja sebagai korban yang ditargetkan jaringan ini, 23 korban diduga telah menjadi korban pelecehan seksual. Polisi Australia Barat telah mengeluarkan 200 dakwaan terhadap para pelaku yang berusia 18 tahun dan 41 tahun. Sepertiga dari dakwaan pelanggaran bersifat seksual. 

Hasil penyelidikan terkait kasus ini menyoroti betapa pentingnya keamanan siber (cybersecurity) serta peran orang tua dalam mengawasi dan mengetahui dengan siapa anak-anaknya terhubung dan berkomunikasi secara online.

Asisten Komisaris Polisi Australia Barat, Brad Royce, mengatakan korban yang telah ditargetkan mengawali dengan menempel akun korban melalui interaksi seperti "menyukai (like) status, postingan, atau berbagai jalur (misal hobi) bersifat personal". Setelah pertemanan diterima, aksi penjahat untuk memikat korban dimulai. []

Redaktur: Arif Rahman

#Facebook   #instagram   #kejahatanseksual   #datapribadianak   #keamananinformasi   #cybersecurity

Share:




BACA JUGA
Politeknik Siber dan Sandi Negara Gandeng KOICA Selenggarakan Program Cyber Security Vocational Center
Hacker Pro Palestina Klaim Retas Data Puluhan Perusahaan Israel
Meta Luncurkan Enkripsi End-to-End Default untuk Chats dan Calls di Messenger
Malware NodeStealer Pasang Umpan Wanita Seksi untuk Bajak Akun Bisnis Facebook
Perlindungan Data Pribadi, Meta Luncurkan Facebook dan Instagram Bebas Iklan di Eropa