
Ilustrasi
Ilustrasi
Cyberthreat.id - Bagi Facebook, data pengguna -- seperti barang apa yang sering dibeli penggunanya di sebuah e-commerce, merek barang apa yang paling sering dicari di pencarian, dan lokasi tinggal seseorang -- adalah harta karun bernilai tinggi yang bisa diolah untuk menghasilkan uang dan ditawarkan kepada pemasang iklan.
Dengan basis data pengguna itulah Facebook mengantarkan Mark Zuckerberg menjadi orang terkaya ketiga di dunia pada 2020 menurut Bloomberg Billionaires Index.
Dengan mengetahui rincian data pengguna, Facebook bisa membuat pemasang iklan di platformnya menyasar target yang tepat yang sering disebut sebagai iklan bertarget.
Sebagai contoh, katakanlah sebuah perusahaan yang menjual produk jam tangan baru membuka cabang di kota A dan ingin beriklan di Facebook. Alih-alih menampilkan iklan itu untuk semua pengguna Facebook, dengan pengaturan tertentu, Facebook bisa menampilkan iklan itu hanya kepada penggunanya di kota A dan penyuka jam tangan. Dengan begitu, kemungkin produk itu terjual menjadi lebih besar. Pengiklan juga hemat biaya karena yang ditargetkan adalah penyuka jam tangan saja.
Selain itu, sudah menjadi pengetahuan umum di kalangan pembela hak-hak privasi, bahwa Facebook bisa melacak kebiasaan penggunanya dengan mengintip informasi tentang apa yang biasa diakses oleh penggunanya di web browser. Dengan begitu, iklan bisa disajikan sesuai perilaku pengguna di internet.
Melansir CNN, Facebook menghasilkan 67,7 miliar dollar AS atau sekitar Rp 973,19 triliun dari iklan pada 2019. Ini adalah 98 persen dari total pendapatan Facebook pada 2019. Pada awal tahun ini, ada 8 juta pengiklan di Facebook. Dari para pengiklan ini, 100 merek dengan pengeluaran tertinggi menyumbang 4,2 miliar dollar dalam iklan Facebook tahun lalu, atau sekitar 6 persen dari pendapatan iklannya.
Bertahun-tahun menghasilkan pundi-pundi uang dari pola semacam itu, kini pendapatan Facebook terancam tergerus hingga 50 persen, setidaknya dari penggunanya yang menggunakan perangkat besutan Apple. Ini terjadi lantaran Apple memperketat kebijakan privasi dan membatasi pelacakan oleh aplikasi pada sistem operasi iOS 14.
Dilansir dari laman Ubergizmo.com, pada 26 Agustus lalu, manajemen Facebook mengatakan mereka telah melakukan pengujian untuk memantau dampak yang mungkin ditimbulkan dari pembatasan pelacakan yang dilakukan Apple itu itu.
Disebutkan, Facebook menemukan penurunan pendapatan hingga 50 persen pada penerbit Audience Network ketika personalisasi iklan tertarget dihapus dari pemasangan iklan seluler.
"Pada kenyataannya, dampak terhadap jaringan audiens di iOS 14 mungkin jauh lebih besar, jadi kami sedang mengerjakan strategi jangka pendek dan jangka panjang untuk mendukung penayang melalui perubahan ini," kata Facebook.
Apple sendiri telah memperkenalkan pengetatan aturan untuk melindungi privasi pengguna pada 22 Juni 2020 lalu di ajang Worldwide Developer COnference (WWDC) 2020. (Baca: Keren! Ini 7 Fitur Keamanan dan Privasi dari Apple untuk iOS 14).
Perubahan yang diyakini bakal berdampak besar bagi pendapatan Facebook itu adalah fitur pembatasan lintas aplikasi. Nantinya, pengguna iOS 14 akan mendapat pemberitahuan ketika ada aplikasi yang mencoba melacak situs apa saja yang diakses penggunanya. Apple akan meminta pengembang aplikasi untuk mendapatkan persetujuan pengguna sebelum melacak mereka di aplikasi dan situs web pihak ketiga.
Ini berarti pengguna dapat memilih aplikasi mana yang memiliki izin untuk melacak pengguna. Termasuk Facebook yang sebelumnya melakukannya diam-diam. Nantinya, pengguna dapat melihat aplikasi mana saja yang telah diberi izin untuk melacak di pengaturan dan bisa mengubahnya sewaktu-waktu.
Bagi pengguna, fitur baru Apple ini tentu sangat berguna. Tapi bagi aplikasi semacam Facebook, boleh jadi ini awal dari tergerusnya pendapatan mereka.[]
Berita terkait:
Share: